Ekonomi Tumbuh 5,01 Persen, BI Sebut Perbankan Makin Pede Salurkan Kredit

13 Mei 2022 17:18 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur BI, Perry Warjiyo saat menyampaikan media briefing Kamis (2/4) melalui siaran live streaming. Foto: Dok. BI
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur BI, Perry Warjiyo saat menyampaikan media briefing Kamis (2/4) melalui siaran live streaming. Foto: Dok. BI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bank Indonesia (BI) menyebut pertumbuhan ekonomi RI yang mencapai 5,01 persen (yoy) di kuartal I 2022 turut mendorong penyaluran kredit perbankan. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, perbankan makin pede menyalurkan kredit sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terus berlangsung.
ADVERTISEMENT
"Bank-bank semakin yakin, semakin confidence untuk menyalurkan kredit. Alhamdulillah ekonomi kita mampu tumbuh lebih dari 5 persen," ujar Perry dalam peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No. 38 Maret 2022, Jumat (13/5).
Dalam buku tersebut, bank sentral menyatakan bahwa ketahanan sistem keuangan diperkirakan tetap terkendali, intermediasi perbankan juga akan semakin membaik. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang diperkirakan berada di kisaran 6-8 persen dan 7-9 persen pada 2022.
"Perkiraan kinerja penyaluran kredit pada 2022 didukung oleh optimisme terhadap kondisi moneter dan ekonomi serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit. Kebijakan makroprudensial yang akomodatif tersebut mendukung momentum pemulihan ekonomi nasional dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan disesuaikan dengan kondisi dan dinamika ekonomi," tulis Buku KSSK.
Peluncuran Buku Kajian Stabilitas Keuangan No. 38 Maret 2022 oleh Bank Indonesia, Jumat (13/5). Foto: Galang/kumparan
Selama tahun lalu, ketahanan perbankan juga dinilai cukup kuat. Kredit tumbuh sebesar 5,24 persen (yoy) pada 2021, didorong baik dari sisi penawaran maupun sisi permintaan. Dari sisi penawaran, pertumbuhan kredit didorong oleh pelonggaran Indeks Standar Penyaluran Kredit disertai penerimaan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang meningkat.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didorong oleh mulai pulihnya kinerja dunia usaha, khususnya yang bergerak di sektor prioritas yang menjadi objek kebijakan insentif.
Adapun fungsi intermediasi yang seimbang dan berkualitas tetap menjadi prasyarat dalam rangka mendorong stabilitas sistem keuangan. Intermediasi yang seimbang tersebut dapat terus didorong melalui optimalisasi penyaluran kredit, mengingat bahwa DPK tumbuh cukup signifikan pada periode pandemi, sedangkan kredit/pembiayaan terkontraksi secara gradual yang menyebabkan ketidakseimbangan dalam fungsi intermediasi.
"Namun demikian, tren terkini menunjukkan bahwa peningkatan penyaluran kredit/pembiayaan akan mendorong fungsi intermediasi ke arah yang lebih seimbang," tulisnya.
Kualitas intermediasi perbankan pada level yang membaik dengan risiko yang terjaga. Non Performing Loan (NPL) perbankan tercatat relatif menurun secara terbatas. Pada posisi Desember 2021, NPL sebesar 3,00 persen dibanding dengan posisi Desember 2020 sebesar 3,06 persen.
ADVERTISEMENT
Meskipun NPL mengalami penurunan, NPL kredit restrukturisasi mengalami peningkatan, disebabkan oleh bank yang melakukan downgrade debitur restrukturisasi yang non-viable untuk meminimalkan potensi terjadinya cliff edge effect setelah POJK berakhir. Sementara itu, Loan at Risk (LaR) secara umum masih melanjutkan tren penurunan yang sudah berlangsung sejak 2021. Penurunan LaR tersebut disebabkan oleh berkurangnya kredit restrukturisasi secara gradual seiring dengan berjalannya pemulihan ekonomi nasional.