Ekspansi INKA, Ekspor Kereta dan Lokomotif ke Filipina

14 Desember 2019 11:38 WIB
comment
17
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT

Dua trainset kereta buatan INKA tiba di South Harbour, Manila. Foto: Angga Sukma Wijaya/kumparan
PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA, terus melakukan ekspansi merambah pasar di Asia Tenggara. Kali ini, Filipina menjadi tujuan ekspor perusahaan yang memiliki pabrik kereta di Madiun, Jawa Timur, tersebut.
ADVERTISEMENT
Jika biasanya INKA hanya mengekspor rangkaian gerbong kereta, kali ini perseroan mulai mengekspor gerbong sekaligus mesin penggeraknya atau lokomotif. Filipina merupakan negara pertama yang membeli kereta bermesin penggerak.
"Untuk INKA, pertama kali dalam sejarah mengirimkan kereta berpenggerak (bermesin) ke luar negeri," kata Project Manajer PT INKA di Filipina, Dadik, Sabtu (14/12).
Pada Rabu lalu, dua rangkaian kereta buatan INKA tiba di Filipina. Dua set kereta diesel multi unit (DMU) tersebut merupakan pesanan dari Philippine National Railways (PNR), sebuah perusahaan kereta api di Filipina.
Dengan desain kursi berhadap-hadapan menunjang kapasitas angkut penumpang untuk rute dalam kota, yakni antar Stasiun Tutuban ke Stasiun Alabang. Nilai kontrak dua DMU tersebut 485 juta Peso atau Rp 134 miliar.
Dua trainset kereta buatan INKA tiba di South Harbour, Manila. Foto: Angga Sukma Wijaya/kumparan
Selain dua rangkaian DMU, PT INKA juga sedang memproduksi 4 rangkaian DMU pesanan Philippine National Railways dengan nilai kontrak 1 miliar Peso atau Rp 296 miliar.
ADVERTISEMENT
Selain DMU, ada juga pesanan tiga lokomotif dan 15 kereta penumpang dengan nilai kontrak 1,3 miliar Peso atau Rp 362 miliar. Sehingga keseluruhan nilai kontrak yang diraih PT INKA untuk pengadaan kereta Philippines National Railways ini adalah Rp 792 miliar.
Dadik mengatakan, saat ini DMU sedang terus dilakukan uji mesin, mekanis, elektrik dan fungsi pendukung lainnya. Dua trainset DMU yang sudah tiba di Filipina, rencananya akan mulai beroperasi pada 16 Desember 2019.
Sedangkan untuk prasarananya, dilakukan pengecekan dari mulai rel, stasiun, termasuk fungsi rel, wesel, dan kesesuaian lebar peron dan komunikasi antar stasiun. Dia mengakui perlu kesiapan sumber daya manusia untuk pengoperasian kereta tersebut.
"Kesiapan SDM PNR untuk mengoperasikan, maintenance dan kontijensi skenario," ujarnya.
ADVERTISEMENT