Ekspor Bauksit Disetop per Juni 2023, Ini Dampaknya Bagi Antam

30 November 2023 19:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Unit Bisnis Pertambangan Bauksit PT ANTAM di Tayan, Kalimantan Barat. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Unit Bisnis Pertambangan Bauksit PT ANTAM di Tayan, Kalimantan Barat. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) atau Antam membeberkan dampak dari pelarangan ekspor komoditas mineral mentah, salah satunya bijih bauksit, yang berlaku sejak Juni 2023.
ADVERTISEMENT
Larangan ekspor bijih bauksit adalah amanat UU No 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba). Berdasarkan beleid itu, ekspor mineral mentah hanya diizinkan hingga 3 tahun sejak aturan itu diterbitkan Presiden Jokowi, alias sampai 10 Juni 2023.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Elisabeth RT Siahaan, menuturkan penghentian ekspor bijih bauksit memang berpengaruh pada penurunan pendapatan Antam di semester I 2023.
"Dampaknya tidak ekspor bauksit sejak awal tahun ini memang berdampak pada penjualan dan pendapatan di semester I tahun 2023, pendapatan dari bauksit turun 30 persen, penjualan turun 31 persen, sementara produksi turun 3 persen dibandingkan tahun lalu," jelasnya saat Public Expose Live 2023, Kamis (30/11).
Meski demikian, lanjut Elisabeth, Antam melakukan manuver strategi penjualan bauksit dengan fokus kepada pelanggan domestik dan optimalisasi produksi. Hal ini pun berdampak pada pencapaian target produksi dan penjualan komoditas bauksit di kuartal III 2023.
ADVERTISEMENT
Direktur Keuangan dan Manajen Risiko Elisabeth RT Siahaan, Direktur Utama Nicholas Kanter, dan Direktur pengembangan usaha I Dewa Bagus Wirantaya saat RUPS PT Aneka Tambang (Antam) di Hotel Borobudur. Foto: Alfadillah/kumparan
Dia menuturkan, bahkan hingga September 2023, produksi dan penjualan bauksit meningkat 6 persen dibandingkan dengan tahun lalu, di mana kegiatan ekspor bauksit masih berlangsung.
Adapun produksi dan penjualan bauksit Antam dilakukan melalui anak perusahaan PT Indonesia Chemical Alumina (ICA). Pada kuartal III 2023, produksi bijih bauksit mencapai 1.417 kilo wet metric ton (wmt), sementara penjualannya mencapai 989 kilo wmt.
Di sisi lain, penghentian ekspor bauksit ini juga menjadi berkah bagi Antam yang mengalami penurunan beban penjualan bauksit. Hal ini terlihat dari penurunan biaya ekspor hingga 40 persen, dari Rp 150 miliar pada 9 bulan di tahun lalu menjadi sekitar Rp 70 miliar.
Unit Bisnis Pertambangan Bauksit PT ANTAM di Tayan, Kalimantan Barat. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
"Selain itu juga penurunan pajak ekspor sampai 70 persen, karena memang tidak ada ekspor, hal ini berpengaruh cukup besar dari Rp 64 miliar menjadi Rp 16,48 miliar," pungkas Elisabeth.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Elisabeth menyebutkan penjualan bauksit di Indonesia relatif kecil dengan persentase sekitar 3 persen. Sehingga larangan ekspor tidak akan terlalu berpengaruh dengan pendapatan Antam di 2023.
"Kontribusi bauksit di Antam selama ini memang relatif kecil dari sisi pendapatan, di bawah 3 persen dan ini adalah komoditas masa depan, jadi kalau saat ini tidak ekspor tidak terlalu berpengaruh pada perusahaan secara menyeluruh pada 2023. Earning kita dari revenue masih emas dan diikuti nikel dan feronikel," ujar Elisabeth.