Ekspor Makin Cemerlang, Perekonomian RI Diproyeksi Capai 3,5 Persen di 2021

27 Juli 2021 16:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustasi ekspor Indonesia dan pekerja di pabrik Daihatsu Indonesia. Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustasi ekspor Indonesia dan pekerja di pabrik Daihatsu Indonesia. Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ekspor Indonesia melejit di tengah pukulan ekonomi akibat COVID-19. Kenaikan nilai ekspor ini bukan baru terjadi di 2021, namun sejak 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, kontraksi ekonomi yang terjadi akibat kenaikan kasus COVID-19 di dalam negeri bisa diredam dengan ekspor. Bahkan dia memprediksi perekonomian Indonesia tetap tumbuh meski ekonomi kembali terjepit usai lonjakan kasus.
"Kinerja ekspor ini sebagai blessing in disguise ini justru bertumbuh tinggi pada saat pandemi, terutama di 2021 dan akan jadi peredam di 2021 ketika permintaan dari konsumsi rumah tangga dan juga belanja pemerintah alami penurunan atau cenderung tertahan, ekspor justru tumbuh tinggi sekali," ujar Faisal dalam diskusi virtual, Selasa (27/7).
Dia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,5 persen hingga 3,5 persen. Salah satu penopangnya karena ekspor yang melejit.
"Kita prediksi pertumbuhan ekonomi di 2021 ada di kisaran 2,5-3,5 persen. Titik median di kisaran 3 persen kalo kita ambil range ini. Karena tahun lalu basis kita sudah minus secara yoy potensi meningkat besar dan kedua dari ekspor yang tumbuh luar biasa yang meredam dari kontraksi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ekonom CORE Indonesia yang juga Guru Besar Unpad Ina Primiana mengatakan, sepanjang 2021 di bulan Juni hingga Mei, ekspor Indonesia surplus USD 7,49 miliar. Nilai ekspor terbesar dipegang industri makanan dan minuman, diikuti dengan logam dasar, dan industri kimia, farmasi, dan obat tradisional.
"Mulai 2020 saat pandemi mulai kita malah surplus ini sangat menarik. sudah gitu Januari-Mei 2020 juga waktu itu kita sudah mulai surplus. Januari-Mei 2021 kita juga surplus USD 7,49 miliar, jadi mmg cukup tinggi," jelas Ina.
Geliat Industri Manufaktur di Tengah Pandemi
Industri manufaktur di tengah pandemi ternyata mengalami kenaikan. Ekonom CORE Indonesia Ina Primiana mengatakan, angka Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia mencapai yang tertinggi tahun ini, yakni di bulan Mei mencapai 55,3.
ADVERTISEMENT
"Di bulan Mei mencapai 55,3, Juni memang 53,5. Angka ini belum pernah dicapai sebelumnya di masa sebelum pandemi," ujar Ina.
Menurutnya momentum geliat di sektor manufaktur perlu dijaga. Begitu juga nilai ekspor yang meningkat hingga surplus.
"Pandemi COVID industri manufaktur menunjukkan geliatnya yang ekspansif dan menuju mandiri karena banyak dipenuhi dalam negeri. Dilihatnya dari PMI di atas rata-rata dicapai sebelum pandemi. Ekspor juga naik tajam di masa pandemi," tutupnya.