Ekspor Mebel RI Tembus Rp 23,5 Triliun, Imbas Positif Perang Dagang AS-China

3 Agustus 2021 14:50 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
UMKM industri mebel binaan Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
UMKM industri mebel binaan Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) mencatatkan kinerja positif sepanjang paruh pertama tahun ini. Sepanjang semester I tahun 2021, ekspor mebel dan kerajinan tumbuh 35,41 persen menjadi USD 1,68 miliar atau sekitar Rp 23,5 triliun (kurs Rp 14.000) dibanding periode sama pada tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, merinci kenaikan tersebut kelompok produk mebel mengalami kenaikan 39,98 persen dan kelompok produk kerajinan naik 24,87 persen.
“Di tengah situasi pandemi COVID-19 sektor industri mebel dan kerajinan nasional masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, bahkan memasuki enam bulan pertama di tahun 2021 permintaan ekspor mengalami lonjakan yang signifikan terutama dari Amerika Serikat,” katanya melalui keterangan tertulis seperti yang dikutip kumparan, Selasa (3/7).
Menurutnya, naiknya permintaan dari Amerika Serikat (AS) merupakan pengaruh positif dari kebijakan stimulus fiskal yang signifikan di AS. Langkah pemerintah AS ini meningkatkan pendapatan rumah tangga dan mendukung pengeluaran yang berkelanjutan untuk semua barang, termasuk impor.
Selain itu, adanya dampak perang dagang AS-China, memaksa Amerika melakukan shifting order ke negara di luar Tiongkok antara lain Vietnam, Meksiko, Kanada, Malaysia, Taiwan dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
AS masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan berkontribusi sebesar 50,2 persen diikuti oleh Jepang, Belanda dan Jerman yakni 7,4 persen, 5,3 persen dan 4,3 persen. Sementara Belgia, Australia, dan Inggris berkontribusi sebesar 3,9 persen, 3,6 persen dan 3,3 persen.
Begitu juga dengan ekspor kerajinan, AS masih menjadi negara tujuan ekspor terbesar dengan menyumbang 44,4 persen dari total ekspor produk kerajinan, diikuti oleh Malaysia 12,6 persen, Jepang 7,8 persen dan Belanda 3,7 persen.