Eksportir Boneka Indonesia Siap Ambil Alih Pasar China di AS

10 September 2019 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi boneka. Foto: Ari Bowo Sucipto/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi boneka. Foto: Ari Bowo Sucipto/Antara
ADVERTISEMENT
Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China bisa jadi peluang untuk Indonesia. Salah satunya bagi PT Sunindo Adi Persada, produsen boneka asal Indonesia ini tengah membidik pasar AS yang selama ini dikuasai China.
ADVERTISEMENT
"Kalau negara yang sudah siap ekspor ke AS pasti diuntungkan, tapi di sisi lain produsen yang tak bisa, makanya china datang membanjiri ke negara itu. Tapi, kita siap untuk ke AS," ujar CEO PT Sunindo Adipersada Iwan Tjen dalam bincang santai di L'Avenue Office and Residence, Jakarta, Selasa (10/9).
Iwan menjelaskan, perusahaannya sudah tak asing dengan pasar AS. Sebanyak 85 persen boneka yang diproduksinya adalah untuk pasar ekspor, dengan 40 persennya ekspor ke AS. "Dari awal memang kita banyaknya ekspor," tegasnya.
Data yang dihimpun perseroan mencatat, nilai ekspor mainan anak termasuk boneka dari Indonesia ke AS saat ini senilai USD 280 juta. China masih unggul jauh dengan capaian sebesar USD 26,7 miliar.
Ilustrasi Boneka Anak Foto: Pixabay
Meski tak dipungkiri pasar yang dikuasai China itu besar, namun pihaknya mengaku optimistis bisa makin bersaing. Momentum perang memberi peluang positif bagi Indonesia karena adanya pengenaan tarif untuk produk-produk China.
ADVERTISEMENT
"Per 1 September (2019) yang sudah naik tarifnya untuk baju, garmen, tekstil dan alas kaki. Mainan berlaku tanggal 15 Desember (2019). Dari China (ekspor) ke AS naik dan bisa naik lagi," papar dia.
Apalagi, kata Iwan, pesaing industri boneka di Asia atau global tidak begitu signifikan. "Kalau negara lain, Vietnam, ada pabrik sejenis tapi size-nya kecil. China sekarang udah di luar ada masalah perang dagang, (barang) China udah semakin mahal," kata dia.
Untuk semakin meningkatkan kapasitas, ia menambahkan, pihaknya juga terus melakukan berbagai pengembangan. Misalnya saja, inovasi dengan mesin berteknologi CNC (Computer Numeric Control) dari AS yang bisa meningkatkan kapasitas industri. "Ini bisa lebih efisien dibandingkan mesin manual," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Tahun depan, perseroan juga berencana melakukan IPO hingga pembangunan pabrik baru di Jawa Tengah untuk menguatkan bisnis.