Emas Dinilai Cocok Digabungkan dengan Instrumen Investasi Pasar Modal, Kenapa?

2 Desember 2021 13:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emas Antam. Foto: Antam
zoom-in-whitePerbesar
Emas Antam. Foto: Antam
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mempunyai beragam instrumen investasi tentu menjadi salah satu keinginan banyak banyak masyarakat. Namun, tidak sedikit pula masyarakat yang berani menaruh uangnya di banyak instrumen karena khawatir risiko merugi.
ADVERTISEMENT
Financial Planner, Prita Ghozie, mengatakan kondisi tersebut memang bisa terjadi saat ini. Ia mengungkapkan banyak investor karena ada pandemi COVID-19 memilih mencari investasi yang risikonya rendah tetapi masih mendapat keuntungan.
"Nah otomatis apa ya instrumen investasi yang memang secara risiko rendah tapi tetap memberikan keuntungan? Karena orang pasti mencari yang namanya safe heaven, nah dalam hal ini akhirnya masyarakat punya opsi memasukkan emas ke dalam portofolio atau keranjang investasinya,” kata Prita saat webinar yang digelar Bareksa, Kamis (2/12).
Prita menjelaskan emas juga tepat kalau dijadikan untuk menambah portofolio investasi atau diversifikasi. Ia menuturkan ada seorang investor yang memasukkan emas sebagai diversifikasi membuat investasinya semakin optimal.
Prita membeberkan investor yang dimaksud Prita pada 5 tahun lalu memiliki komposisi 30 persen asetnya dikumpulkan di tabungan reksadana, kemudian 30 persen di obligasi, setelah itu 20 persen ditaruh di emas, dan sisanya di investasi saham.
ADVERTISEMENT
"Tahu nggak ternyata selama perjalanan 5 tahun itu emas itu berhasil mendorong portofolio investasinya, sehingga mendapatkan kenaikan hingga kira-kira sekitar 2 kali lipatnya," ungkap Prita.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Senin (6/9). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Prita mengatakan kenaikan investasi itu karena harga emas selama 5 tahun terakhir mengalami kenaikan signifikan. Ia menyebut pada 5 tahun lalu harganya di sekitar Rp 525 ribu per gram. Sementara di pertengahan 2021 sudah bisa mencapai Rp 900 ribuan per gram.
Selain itu, Prita merasa investasi emas dalam jangka panjang masih tetap menjanjikan. Sehingga bisa juga untuk mendukung keuntungan investasi yang dilakukan di instrumen lainnya.
"Jadi anda bisa bayangkan bahwa kalau kita memasukkan emas ke dalam portofolio investasi kita itu tentunya tidak menjamin investasi kita itu untung terus, tetapi dia akan membuat investasi kita itu optimal," terang Prita.
ADVERTISEMENT
"Sehingga saat pandemi marketnya naik, market turun dan sebagainya, portofolio investasi kita akan terjaga. Jadi itulah kenapa emas sangat baik apabila digabungkan ke dalam portofolio investasi dengan instrumen pasar modal," tambahnya.