Emiten Grup Sinar Mas, Dian Swastatika, Realisasikan Capex Rp 438 Miliar

12 Mei 2022 19:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi batu bara Foto: Kurtdeiner/pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi batu bara Foto: Kurtdeiner/pixabay
ADVERTISEMENT
Emiten grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), mulai merealisasikan anggaran belanja modal (capital expenditure) atau capex sebesar USD 30 juta atau sekitar Rp 438 miliar (asumsi Rp 14.600 per dolar AS) di kuartal pertama 2022. Perseroan akan fokus mengalokasikan belanja modal untuk bisnis pertambangan di Australia.
ADVERTISEMENT
“Sedangkan target alokasi capex 2022 secara konsolidasian sebesar USD 137 juta atau setara dengan Rp 1,8 triliun,” ujar Direktur DSSA Alex Sutanto dalam paparan publik, Kamis (12/5).
Alex mengatakan, perseroan melalui entitas anak memperkuat posisinya dan mendiversifikasi bisnis pertambangan batu bara metalurgi dan pertambangan emas.
“Volume produksi batu bara di full year 2021 sebesar 33,9 juta ton, sedangkan volume penjualannya mencapai 34,3 juta ton. Perseroan mencatatkan pendapatan batu bara sebesar USD 19 miliar atau Rp 283 triliun,” katanya.
Penyebab volume produksi batu bara selama 2021 mengalami penurunan, lanjut Alex, karena tingginya curah hujan sepanjang tahun menyebabkan aktivitas pertambangan tidak maksimal. Namun dengan produksi tersebut, Perseroan tetap menjalankan kebijakan domestic market obligation (DMO) dari Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (KESDM).
ADVERTISEMENT
Alex menyebut, pihaknya sangat berhati-hati dalam melakukan pengeluaran biaya dan selektif dalam melakukan belanja modal. Pendapatan perseroan mengalami kenaikan akibat peningkatan lini bisnis pertambangan dan perdagangan batu bara.
Dalam laporan keuangan tahun 2021, bisnis pertambangan dan perdagangan batu bara berkontribusi 89,5 persen terhadap total pendapatan DSSA. Selain pertambangan, perseroan juga menjalankan usaha di bidang ketenagalistrikan.
“Dengan adanya peluang di ketenagalistrikan menyebabkan konsumsi batu bara akan berkurang. Tetapi dalam jangka pendek dan menengah. batu bara tetap jadi bauran utama dalam energi,” kata Direktur DSSA Hermawan Tarjono.
Hermawan menuturkan pemanfaatan energi terbarukan akan terus tumbuh dan diproyeksikan memberi kontribusi 23 persen dalam bauran energi 2025.