Emiten Milik Prajogo Pangestu (BREN) Siapkan Belanja Modal Rp 2,57 T di 2024

13 Mei 2024 17:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLTP Star Energy, anak usaha PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Foto: Dok. Star Energy
zoom-in-whitePerbesar
PLTP Star Energy, anak usaha PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Foto: Dok. Star Energy
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Emiten panas bumi milik taipan Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), menargetkan alokasi belanja modal (capital expenditure) atau capex senilai USD 160 juta atau setara Rp 2,57 triliun (asumsi kurs Rp 16.080 per dolar AS).
ADVERTISEMENT
“Rencana target spending kami tahun ini total kurang lebih di angka hampir USD 160 juta. Ini bagian rangkaian aktivitas maupun pengembangan di perusahaan yang spending akan terjadi bertahap mulai dari kuartal II sampai kuartal IV 2024,” ujar Direktur Barito Renewables Energy Merly dalam paparan publik insidentil, Senin (13/5).
Hingga kuartal I 2024, Barito Renewables Energy telah menggelontorkan capex senilai USD 13 juta. Belanja modal tersebut digunakan untuk kegiatan pengeboran.
“Sebagaimana kami sampaikan dalam laporan realisasi kuartal I 2024 ini, kami sudah melakukan spend sebesar USD 13 juta untuk capital expenditure. Dari USD 13 juta persiapan kegiatan drilling di aset kami saat ini, salah satunya Darajat yang akan kami lakukan dalam waktu dekat di 2024,” kata Merly.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur BREN Hendra Soetjipto Tan menjelaskan perusahaan mempunyai capex rutin, salah satunya untuk pengeboran sumur agar mengoperasikan power plant secara efisien.
“Kita sekarang fokus pengembangan (kapasitas) 116 MW menunggu persetujuan dan menunggu perizinan yang harus kami dapatkan, kemudian menunggu negosiasi para kontraktor untuk melaksanakan proyek tersebut,” terang Hendra.
Salah satu strategi pertumbuhan BREN adalah memperluas operasi panas bumi atau mengakuisisi proyek energi terbarukan (EBT), baik dari Indonesia maupun luar negeri.
Dengan strategi tersebut, potensi maksimum kapasitas geothermal BREN bisa mencapai lebih dari 2.000 MW. Sementara potensi maksimum pembangkit listrik tenaga angin dapat mencapai 396 MW.
“Menambah kapasitas yang kami sudah operasikan 116 MW, kemudian 1.000 MW kami dapat pengembangan area baru dari Sekincau Selatan dan di Maluku Utara. Sehingga potensi total kapasitas geothermal yang kami bisa kelola sebesar 2.002 MW,” jelas Hendra.
ADVERTISEMENT