EOG Resources Bakal Investasi Penuh di RI Jika Ada Cadangan di Sumur MNK

11 Agustus 2023 17:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan pengeboran perdana sumur migas Gulamo di Blok Rokan, Riau. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan pengeboran perdana sumur migas Gulamo di Blok Rokan, Riau. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil menggaet perusahaan Amerika Serikat (AS), untuk pengeboran sumur minyak non konvensional (MNK) di Blok Rokan.
ADVERTISEMENT
Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara, menuturkan imbas risiko tinggi, besarnya investasi, dan sedikitnya perusahaan ahli sumur MNK, gairah eksplorasi sumber migas di sumur MNK sempat meredup.
"Potensi MNK jauh di bawah perut bumi sehingga investor tentu akan menghitung risiko secara detail karena peluang ketidakberhasilannya besar dengan biaya yang besar pula, maka sangat sulit bisa mengajak investor mau melakukan eksplorasi di MNK," ujarnya melalui keterangan resmi, Jumat (11/8).
Benny mengatakan, berkat sosialisasi yang digencarkan SKK Migas sejak tahun 2018, perusahaan MNK terbesar dunia berbasis di AS, EOG Resources, memutuskan bekerja sama dengan PHR mengebor sumur MNK di Blok Rokan.
"Meskipun awalnya perusahaan tersebut sempat membatalkan diri, namun SKK Migas berhasil menyakinkan dan Alhamdulillah di 27 Juli 2023 kita sama-sama menyaksikan pemboran sumur MNK di Gulamo," terang Benny.
ADVERTISEMENT
Adapun tajak sumur MNK pertama di Blok Rokan dimulai di sumur Gulamo DET-1. Sumur ini dibor dengan rencana total kedalaman 8.559 ft measured depth (MD) atau lebih dari 2,5 km, dan rencana akan ditambah lagi hingga 1000 feet. Pengeboran akan dilanjutkan di tajak sumur Kelok DET-1.
Benny menyampaikan keberhasilan mendapatkan cadangan migas dari pengeboran MNK diharapkan mengubah posisi Indonesia dari selama ini net importir minyak, menjadi net eksportir minyak seperti yang terjadi di AS
Dia mengungkapkan, jika hasil pemboran sumur MNK Gulamo dan Kelok sesuai hipotesis, maka EOG akan melakukan investasi penuh. Kabar baiknya, EOG juga bakal transfer pengetahuan dan menciptakan rantai pasok dengan perusahaan lokal.
"Kehadiran EOG akan mendorong perusahaan lokal memiliki keahlian sebagai industri penunjang Migas MNK yang potensinya besar, sehingga manfaat bagi perusahaan lokal akan berkelanjutan," jelas Benny.
Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan pengeboran perdana sumur migas Gulamo di Blok Rokan, Riau. Foto: Pertamina
Menurutnya, pengeboran MNK Gulamo dan MNK Kelok akan dilanjutkan dengan serangkaian pengetesan untuk membuktikan apakah hipotesis potensi cadangan migas dari MNK bisa dibuktikan dalam kurun waktu 6 bulan sejak tajak, atau sekitar pertengahan 2024.
ADVERTISEMENT
"Meskipun masih berproses, dengan hadirnya EOG dalam kerja sama pengeboran MNK Gulamo dan Kelok sudah menunjukkan bahwa memang ada potensi MNK di Indonesia," tegas Benny.
Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA), potensi MNK pada lima cekungan di Indonesia yaitu sumber daya gas dan minyak in-place sebesar 303 triliun kaki kubik (trillion cubic feet/TCF) dan 234 miliar barel minyak (billion barrel oil/BBO).
Salah satu potensi sumber daya MNK itu berada pada cekungan Central Sumatera Basin. Potensi sub basin North Aman di cekungan Central Sumatra Basin memiliki potensi sumberdaya inplace 1.86 miliar barel minyak dan 2.4 TCF gas.