Erdogan Ajak Putin Diskusi Soal Ekspor Gandum Lewat Laut Hitam

16 November 2022 14:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers bersama setelah pembicaraan Rusia-Turki di Rusia. Foto: Sergei Chirikov / Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers bersama setelah pembicaraan Rusia-Turki di Rusia. Foto: Sergei Chirikov / Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Turki, Reccep Tayyip Erdogan, mengungkapkan diskusi untuk ekspor pengiriman biji-bijian dari pelabuhan Ukraina melalui Laut Hitam terus dilanjutkan. Hal tersebut diungkapkan Erdogan dalam konferensi pers di BICC, Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11).
ADVERTISEMENT
Erdogan berharap kebijakan tersebut dapat diperpanjang. Sebab, kesepakatan ekspor melalui Laut Hitam akan berakhir pada 19 November 2022 mendatang.
"Kami sedang melakukan diskusi dan untuk saat ini tidak ada permasalahan untuk melanjutkan hal tersebut. Begitu saya pulang, saya akan kembali berdialog dengan Putin," kata Erdogan.
Dia menjelaskan, berkat kebijakan tersebut, ekspor gandum mencapai 11 juta ton. Oleh karena itu, pihaknya akan melibatkan Rusia, Ukraina, Turki, dan PBB yang menyepakati pembukaan blokade Rusia di pelabuhan Ukraina.
"Selama dialog dengan Putin, kita melihat ada sinyal untuk diteruskannya inisiatif biji-bijian Laut Hitam ini," ujarnya.
Sebelumnya, Rusia mengatakan akan kembali berpartisipasi dalam kesepakatan ekspor gandum Ukraina melalui koridor Laut Hitam yang dimediasi oleh PBB dan Turki. Kini, ancaman krisis pangan global tidak terjadi dan pengiriman kembali dilanjutkan seperti semula.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan Rusia, pada Rabu (2/11). Pihaknya menambahkan, Moskow telah menerima jaminan yang cukup bahwa Kiev tidak akan menggunakan koridor maritim — terutama Laut Hitam, untuk dijadikan medan pertempuran melawan Rusia.
"Rusia menganggap bahwa jaminan yang diterima, saat ini, cukup dan melanjutkan pelaksanaan perjanjian," kata pihak Kemhan Rusia, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan gelar konferensi pers di Auditorium BICC, Bali, Rabu (16/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Selain itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengabarkan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah berbicara dengan mitranya dari Turki, bahwa kesepakatan ekspor gandum Ukraina akan terus beroperasi pada Rabu mulai pukul 12 siang waktu setempat.
Kesepakatan ekspor gandum tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah kembali terulangnya krisis pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.
ADVERTISEMENT
Kesepakatan ini memungkinkan beroperasinya pengiriman lebih dari 9,7 juta ton produk pertanian dan untuk meninggalkan pelabuhan Ukraina kemudian diangkut ke negara-negara sekitar.
Di bawah ketentuan kesepakatan yang ditandatangani pada Juli lalu itu, setiap kapal pengangkut produk pertanian dari atau ke Ukraina harus diperiksa oleh tim gabungan dari otoritas Rusia, Ukraina, dan PBB.