Erick Thohir Ancam Tutup Pabrik yang Tidak Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan

3 September 2020 18:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Pelaksana Harian Komite Penanganan Virus Corona dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir mengingatkan agar para pengusaha yang memiliki pabrik agar tetap menerapkan protokol kesehatan ke pegawainya. Jika masih ada yang abai, pabrik tersebut diancam akan ditutup.
ADVERTISEMENT
Menurut Erick, pemerintah sudah sering mengingatkan kepada pengusaha agar patuh dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan jaga jarak bagi buruh yang bekerja di pabrik. Dia minta pengusaha jangan hanya mengejar pendapatan tapi mengabaikan semua aturan kesehatan.
"Kalau pemilik pabrik yang enggak sayang sama karyawannya, shift dibagi dua malah jadi satu, dan hanya mengejar income, ini saya rasa konsekuensinya harus dipertimbangkan, bukan enggak mungkin pabriknya ditutup," kata dia dalam konferensi pers virtual dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kamis (3/9).
Menurut dia, penyebaran virus corona di daerah bukan berarti semuanya dilimpahkan pada pemimpin setempat. Tapi, rupanya ada pemilik pabrik yang tidak disiplin. Karena itu, dia mengingatkan agar para pengusaha sadar bahayanya virus ini jika menular dalam satu pabrik yang pegawainya banyak.
ADVERTISEMENT
"Jadi skalanya tidak bisa hanya dipersalahkan pemimpin daerahnya, ini kesinambungan gas dan rem. Jadi penting sekali pimpinan perusahaan disiplin, karena itu kita bicara dengan KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia)," ujarnya.
Suasana pabrik LG di kawasan MM 2100, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Foto: Fakhri Hermansyah/Antara Foto
Sulit Peluk Anak Sendiri
Bersikap disiplin ini memang berat tapi harus tetap dilakukan. Contohnya, Erick terhadap anak-anaknya di rumah.
Diakui dia, COVID-19 ini membuat interaksi ayah dan anak berkurang karena harus berjaga jarak, terutama jika anak-anaknya habis keluar dari rumah.
"Sama yang sangat ingatkan sendiri ke anak saya. Mereka keluaran bebas, namanya juga anak umur 16-18 tahun. Tapi yang saya pastikan, mereka bawa enggak penyakitnya ke rumah?" ujarnya.
Ketika anak-anaknya keluar rumah, Erick selalu mengingatkan agar mereka disiplin seperti memakai masker dan jaga jarak. Begitu pun ketika pulang ke rumah, harus juga menerapkan protokol kesehatan. Proses ini, membuat dirinya sulit untuk memeluk anak sendiri. Tapi, harus tetap dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Mohon maaf, saya sudah beberapa bulan sama anak, ini jadi aneh juga, pelukan aja susah apalagi kalau mereka dari luar. Ini dari hal kecil. Jadi sama, pemilik pabrik juga harus membantu pendisiplinan ini. Tidak bisa semua bergantung ke pemerintah," tutur Erick.