Erick Thohir: Arahan Saya ke BUMN Optimalkan Pembelian Dolar AS, Bukan Borong

19 April 2024 15:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menujukkan pecahan mata uang Dolar di salah satu gerai penukaran mata uang di kawasan Kemang, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menujukkan pecahan mata uang Dolar di salah satu gerai penukaran mata uang di kawasan Kemang, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan terkait keterangannya yang meminta perusahaan pelat merah memborong dolar AS saat rupiah melemah. Ia menegaskan maksudnya adalah meminta BUMN mengoptimalkan pembelian dolar AS, bukan memborong.
ADVERTISEMENT
Erick menyebut tingkat inflasi di AS yang sulit turun salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi. Situasi perang saat ini membuat harga energi global akan sulit turun. Akibatnya, Bank Sentral di seluruh dunia akan merespons dengan menunda kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan.
Akibatnya terjadi capital outflows dari negara berkembang dan membuat kenaikan imbal hasil obligasi, kenaikan suku bunga pasar dana (funding market), dan akhirnya kredit. Saat ini imbal hasil Obligasi Negara sudah di 6,98 persen.
Menteri BUMN Erick Thohir dijumpai usai acara Memilih Masa Depan di Djakarta Theatre, Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (3/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Erick mengatakan BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar melakukan pembelian dolar dengan tepat guna, bijaksana, dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
"Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan, bukan memborong, intinya adalah jangan sampai berlebihan, kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dolar saat ini," kata Erick melalui keterangan tertulis, Jumat (19/4).
Erick menegaskan hal tersebut juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam mengantisipasi dampak lanjutan dari gejolak geopolitik dan ekonomi global. Di mana, pemerintah telah memiliki instrumen dalam bentuk devisa hasil ekspor yang ingin ditempatkan di dalam negeri.
Selain itu, pemerintah menginginkan impor konsumtif dapat ditahan dulu dalam situasi saat ini. Utamanya untuk BUMN-BUMN yang memiliki eksposur impor dan utang dalam denominasi dolar AS, ia mengingatkan para direksi BUMN agar lebih awas dan tidak membeli dolar secara berlebihan dan menumpuk.
ADVERTISEMENT
"Untuk itu pengendalian belanja dan impor BUMN harus dengan prioritas dan sesuai dengan kebutuhan yang paling mendesak," ujar Erick.