Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan vaksin corona untuk golongan mandiri alias yang berbayar akan didistribusikan oleh BUMN farmasi. Sejauh ini, ada tiga anak usaha di BUMN farmasi yang ditunjuk sebagai distributor.
ADVERTISEMENT
Ketiga anak usaha BUMN farmasi ini memiliki kapasitas dan infrastruktur untuk mendistribusikan vaksin selama bertahun-tahun. Tapi, karena jumlah vaksin mandiri yang akan disebar banyak ke berbagai daerah, Erick juga berencana menggandeng swasta.
"Untuk vaksin mandiri, kebetulan ditugaskan ke BUMN. Nah, BUMN punya kapasitas mendistribusikan. Apalagi kita berpartner ke distributor yang naikkan value added kita. Contoh yang dari swasta itu apakah rumah sakit atau klinik," kata dia dalam webinar 'Persiapan Infrastruktur Data Vaksinasi COVID-19' secara virtual, Selasa (24/11).
Menurut Erick, bakal dilibatkannya swasta dalam pendistribusian vaksin mandiri ini karena BUMN bukan menara gading. Penyaluran vaksin ini harus dilakukan gotong royong sehingga membutuhkan peran distributor dari kalangan swasta.
Sementara untuk vaksin gratis dari pemerintah akan ditangani langsung oleh Kementerian Kesehatan hingga ke pelosok. Mereka yang mendapatkan vaksin gratis diprioritaskan untuk tenaga kesehatan, TNI/Polri, dan masyarakat tidak mampu yang masuk dalam data PBI BPJS Kesehatan.
ADVERTISEMENT
Direktur Digital Healthcare Officer, PT Bio Farma (Persero) Soleh Ayubi menjelaskan ketiga perusahaan distributor itu merupakan anak usaha dari PT Bio Farma (Persero), PT Indofarma Tbk (Persero), dan PT Kimia Farma Tbk (Persero).
"Tentu nanti terbuka juga untuk menggandeng distribusi swasta juga. Ini baru awal (3 anak usaha BUMN yang ditunjuk). Jadi akan dimungkinkan kolaborasi dengan swasta," ujarnya.
Dia menjelaskan, ketiga anak usaha ini memiliki fasilitas cold room dan chiller untuk menyimpan vaksin dalam perjalan menuju tempat distribusi. Selain itu, mereka juga punya truk dan motor yang dilengkapi teknologi deteksi suhu dan pelacakan agar terpantau saat proses pengiriman.
Khusus untuk truk, juga dilengkapi dengan sensor perilaku. Sebab, barang yang dikirim ini mahal, sensitif, dan banyak diincar.
ADVERTISEMENT
"Sistem ini yang kita kembangkan, jadi tahu lokasi truknya mengangkut berapa, menuju ke mana. Satu truk isinya bisa Rp 230 miliar dan barang sensitif dicari orang, jadi kita akan share data ini yang ke orang yang dedicated," ujarnya.