Erick Thohir Bicara Pangan: Kami Enggak Anti Impor, Tapi Kalau Bisa Ditekan

19 November 2020 14:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir mengandalkan pembentukan klaster BUMN pangan untuk menjaga ketahanan pangan. Langkah tersebut sebagai pengembangan pemenuhan pasar domestik dan untuk mengontrol impor.
ADVERTISEMENT
"Kami nggak anti impor. Tapi kalau bisa, ditekan. Covid ajarkan negara yang sustain itu negara yang punya market besar dan Sumber Daya Alam. Tentu ada kekurangan logistik teknologi dan lain-lain, yang ini kenapa presiden selalu tekankan investasi pemerintah tetap berjalan," kata Erick saat acara Jakarta Food Security Summit 5 secara virtual, Kamis (19/11).
Erick merasa adanya klaster BUMN pangan juga bisa meningkatkan ekspor dan menambah kesejahteraan petani dan nelayan.
Dia menjelaskan, klaster pangan membuat perusahaan pelat merah juga bisa fokus kerjanya. Sehingga BUMN pangan lebih efisien, terkontrol, dan impactfull.
"Klaster pangan tadinya banyak perusahaan kosolidasi jadi fokus 1 perusahaan, tapi fokus pada core business. Jadi enggak overlapping bahkan saling membunuh antar BUMN dan karena saling bunuh bisa membunuh swasta atau partner karena merasa menara gading," ujar Erick.
ADVERTISEMENT
Erick mengaku sudah memetakan dan menyinambungkan mulai produksi, distribusi, hingga sales di klaster pangan. Komoditas yang fokus dikelola klaster tersebut adalah beras, jagung, gula, ayam, sapi, kambing, ikan, cabai, bawang merah, hingga garam. ini dikelola bumn pangan
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
“Struktur sudah disetujui RNI holding, Berdikari anak perusaahaan. Untuk perikanan Perinus dan Perindo kita sedang pelajari ngapain punya dua perusahaan ikan, lebih baik satu aja,” terang Erick.
Erick mengatakan masing-masing perusahaan pangan sudah mempunyai penugasan masing-masing, seperti Pertani dan Hyang Sri fokus meningkatkan bibit melalui teknologi yang ada. Kedua BUMN tersebut terus berkoordinasi dengan pihak terkait khususnya Kemenristek.
"Pertani dan Hyang Sri fokus beras jagung. Berdikari ayam dan sapi. Jadi enggak ada lagi perusahaan di klaster pangan tidak saling kompetisi. Ikan sudah jelas di situ jangan Berdikari sudah ada tugas, mau ikan juga. Ini kita fokus," tutur Erick.
ADVERTISEMENT
"Cabai merah, bawang merah Pertani ditugaskan. Gula PT Rajawali ini anak usaha RNI karena RNI holding pangan jadi dia manage secara korporasi, tidak turun langsung ke sektoral," tambahnya.