Erick Thohir Kaji Penggabungan 6 BUMN Manufaktur, Jadi Holding atau Dilebur?

21 Februari 2020 13:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN RI Erick Thohir di Kementerian BUMN, Jakarta (7/2/2020). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN RI Erick Thohir di Kementerian BUMN, Jakarta (7/2/2020). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir masih belum menentukan nasib 6 perusahaan pelat merah di sektor manufaktur. Keenam BUMN manufaktur tersebut adalah PT Barata Indonesia (Persero), PT Boma Bisma Indra (Persero) atau BBI, PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) atau DPS, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero) atau DKB, PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA, dan PT Industri Kapal Indonesia (Persero) atau IKI.
ADVERTISEMENT
Rencana awal, 6 BUMN ini bakal dikelompokkan atau holding dengan induk holding PT Barata Indonesia (Persero).
Direktur Utama Barata Fajar Harry Sampurno mengatakan, tak hanya holding, ada opsi lain yang juga tengah dikaji yakni peleburan enam perusahaan menjadi satu perusahaan. Kajian kedua skema ini mulai dibahas sejak Desember tahun lalu.
"Ini kita bicaranya 6 perusahaan itu sedang dikaji mau digabung (dalam bentuk) holding atau dilebur," kata dia dalam diskusi bersama Barata di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (21/2).
Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero) Fajar Harry Sampurno (kiri) di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (21/2). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Harry mengatakan, apa pun model bisnis yang bakal diputuskan nanti bakal dirampungkan tahun ini. Menurutnya, baik dilebur atau digabung, pertimbangannya harus bermanfaat buat industri manufaktur keseluruhan sekaligus menyehatkan perusahaan.
"Pasti (ada pembahasan untung dan rugi) kalau holding or lebur seperti apa. Biasa pro kontra sama seperti pembentukan holding lain," ucap Harry.
ADVERTISEMENT
Barata merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan manufaktur. Salah satu mitra Barata adalah PT Pertamina (Persero). Perusahaan membangun konstruksi untuk kilang-kilang Pertamina.
Fajar Harry merupakan Dirut Barata yang baru. Dia ditempatkan di sana oleh Erick Thohir pada akhir tahun lalu usai dicopot dari jabatan Deputi Kementerian BUMN.