Erick Thohir ke Petani Tebu: Lapor Jika Tahun Depan Tak Dapat Bibit Berkualitas

19 September 2021 12:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau pabrik gula PT Industri Gula Glenmore (IGG) yang dikelola PT Perkebunan Nusantara XII di Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (18/9). Foto: Kementerian BUMN
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau pabrik gula PT Industri Gula Glenmore (IGG) yang dikelola PT Perkebunan Nusantara XII di Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (18/9). Foto: Kementerian BUMN
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir meminta PT Perkebunan Nusantara (PTPN XII) melibatkan petani tebu dalam memproduksi gula di Tanah Air. Menurutnya, keterlibatan petani rakyat sangat penting untuk mewujudkan swasembada gula nasional.
ADVERTISEMENT
Di hadapan manajemen PTPN, dia berpesan agar BUMN meningkatkan keberpihakan pada tebu rakyat dengan cara menghilangkan permainan dalam menilai rendemen tebu milik petani, pemberian bibit unggul, dan bantuan pupuk.
Dia meminta transformasi yang dilakukan PTPN dalam memenuhi kebutuhan gula nasional jangan menyusahkan rakyat, termasuk memperoleh bibit tebu yang bagus.
Hal tersebut diungkapkan dalam kunjungannya ke pabrik gula PT Industri Gula Glenmore (IGG) yang dikelola PT Perkebunan Nusantara XII di Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (18/9).
"Kemajuan PTPN saat ini harus mendorong mereka punya riset bagus sehingga bisa menghasilkan bibit kualitas yang menolong petani tebu rakyat untuk sama-sama maju. Saya janji musim tahan di tahun depan, petani tebu di Jawa Timur akan dapat bibit berkualitas dari PTPN XII, jika tidak dapat silakan lapor saya," kata Erick dikutip Minggu (19/9).
ADVERTISEMENT
Menurut dia, kemajuan yang sudah berjalan di perusahaan BUMN harus benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat. Terlebih bagi BUMN yang melibatkan rakyat untuk mendukung industrinya berkembang sehingga semua yang terlibat akan menikmati keuntungan yang sama.
"Saya minta libatkan tebu rakyat, dan lahan milik perhutani sehingga ada peningkatan lahan produksi dari 45 ribu hektar menjadi 85 ribu, lalu secara perlahan hingga tahun 2024-2025 harus menjadi 250 ribu hektar. Jika hal itu tercapai, maka impian indonesia menjadi negara pengekspor gula akan terwujud," lanjut Erick Thohir
Keinginan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor, terutama untuk komoditas yang dimiliki dan menjadi kekayaan Indonesia, terus diupayakan oleh Kementerian BUMN kepada perusahaan negara.
Industri gula pasir dengan nama produk, Nusakita itu kini menjadi andalan PT Perkebunan Nusantara XII di bidang agribisnis dengan komoditas utama, berupa tebu, karet, kopi, kakao, teh, kayu. Termasuk pula produk non komoditas seperti hortikultura, agrowisata, dan produk lainnya.
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau pabrik gula PT Industri Gula Glenmore (IGG) yang dikelola PT Perkebunan Nusantara XII di Kabupaten Banyuwangi, Sabtu (18/9). Foto: Kementerian BUMN
"Saya apresiasi kemajuan PT Perkebunan Nusantara XII yang direpresentasikan PT IGG karena mencapai rendemen dan persentase gula tebu tertinggi di lingkup pabrik gula BUMN. Terlebih, perusahaan ini memiliki potensi-potensi lain berkat kemajuan teknologi industri yang digunakan. Harapannya, semua ini berdampak langsung kepada peningkatan kualitas usahatani tebu dan para petani di Banyuwangi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tergolong sebagai pabrik gula nasional modern yang memiliki mesin-mesin pengolah tebu dengan tingkat produktivitas tinggi dan berkapasitas 6000 TCD (Ton of Cane per Day), PT IGG juga memproduksi pupuk organik dan daya listrik. Produksi pupuk dari bahan baku biotong berkapasitas olah 180 ton/hari, atau produksi pupuk organik sebanyak 90 ton/hari.
Sementara itu, pada setiap musim giling produksi energi listrik di IGG selalu surplus karena mampu menghasilkan listrik sebesar 144 MW/hari atau 21.600 MW/150 hari. Listrik itu dihasilkan dari konsep industri hijau, yakni membangun pabrik dengan “Cogeneration” sebagai pembangkit energi. Cogeneration merupakan kombinasi dari dua energi, yaitu energi panas dan energi daya untuk menghasilkan arus listrik dan panas dengan bahan bakar “bagasse” ampas tebu.
ADVERTISEMENT