news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Erick Thohir Nilai Pelabuhan Benoa Bali Masih Semrawut

28 November 2019 16:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN, Erick Tohir (tengah) saat melakukan sidak ke Pelindo III, Kamis (28/11). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN, Erick Tohir (tengah) saat melakukan sidak ke Pelindo III, Kamis (28/11). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Pertengahan tahun lalu, Gubernur Bali Wayan Koster meminta PT Pelindo III (Persero) mengubah desain pengembangan Pelabuhan Benoa karena 17 hektare kawasan mangrove mati. Pelindo III langsung menyiapkan lahan sebanyak 36 hektare untuk jadi hutan kota.
ADVERTISEMENT
Kini, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku tak puas dengan penataan Pelabuhan Benoa. Menurut dia, dermaga sandar untuk kapal-kapal perikanan oleh nelayan dan peti kemas masih terlihat semrawut dan tidak enak dipandang mata oleh wisatawan. Padahal, 90 kapal pesiar setiap tahun singgah ke Pelabuhan Benoa.
“Belum makanya saya yakini dengan rapat di akhir Januari (2020) semua kini tidak berpikir sendiri-sendiri. Tapi kita berpikir satu untuk bagaimana Bali tetap menjadi tujuan wisata,” kata Erick Thohir usai menggelar rapat tertutup dengan Gubernur Bali Wayan Koster dan Direktur Utama PT Pelindo II Agung Doso di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Kamis (28/11).
Wisatawan turun dari kapal Explorer Dream yang berhasil melakukan sandar perdana di Pelabuhan Benoa, Bali. Foto: Dok. Corporate Communication PT Pelindo III
Erick Thohir meminta, area dermaga untuk kapal perikanan akan dipindahkan ke area dumping I dan dermaga untuk peti kemas dipindahkan ke area dumping II. Lalu, di lokasi-lokasi itu akan dibangun pasar ikan dan sejumlah tempat untuk memancing. Fasilitas ini akan mengundang lebih banyak wisatawan kelas dunia singgah ke Pulau Dewata.
ADVERTISEMENT
“Karena wilayah yang ada di (Pelabuhan) Benoa ini akan ditata ulang oleh Pelindo III secara menyeluruh, pusat ikan akan dipindah ke belakang di mana kita harapkan (seperti) di Jepang dan Korea ada wisata kuliner di situ, orang mancing langsung datang dan masak dan makan di situ. Kita lakukan lalu di tempat penerimaan kapal pesiar ini juga totalnya bisa diperbaiki tidak seperti ini,” kata Erick.
Pantauan kumparan, tempat area naik turun penumpang di Pelabuhan Benoa hanya ada gedung-gedung kosong. Tak ada fasilitas lain yang bisa digunakan.
Menurut dia, dengan adanya tata kelola baru ini, potensi perekonomian di Pelabuhan Benoa bisa meningkat dan berkembang. Baik pemerintah pusat, daerah dan masyarakat dapat memanfaatkan area ini dengan maksimal.
ADVERTISEMENT
“Bahwa ini bisa menjadi pusat ekonomi sistem tidak hanya BUMN, pengusaha daerah, UKM atau BUMD. Semua kita coba lapis supaya kita sama-sama bangun. Jangan BUMN jadi menara gading sendiri. Memang kita lokomotif tapi kita harus create value. Kita akan Pastikan di rapat koordinasi di akhir Januari untuk semua terintegrasi,” imbuh Erick Thohir.
Dengan begitu, Erick Thohir menargetkan jumlah kapal pesiar yang datang ke Bali diharapkan yang dari 90 kapal per tahun menjadi 360 kapal.
“Tapi khususnya yang wisatawan kan tidak hanya naik pesawat tapi ada yang naik cruise. Kapal pesiar, sekarang setahun baru 90 kapal kita harapkan ke depan setiap hari satu, kalau bisa,” ujar Erick.
Sementara itu, Agung Doso mengatakan, tidak akan mengubah keseluruhan desain proyek pengembangan Pelabuhan Benoa.
ADVERTISEMENT
Masterplan tetap, hanya perubahan peruntukan dan penataan sesuai dengan arahan pak Gubernur (Bali) dan pak Menteri BUMN,” kata dia.