Erick Thohir: RI Bisa Jadi Poros Maritim Dunia, Tapi Biaya Logistik Masih Mahal

23 November 2021 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau Melasti yang dibangun Pelindo III di Tanjung Benoa, Bali, Jumat (14/2). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir meninjau Melasti yang dibangun Pelindo III di Tanjung Benoa, Bali, Jumat (14/2). Foto: Muhammad Darisman/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir menilai Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia. Hal tersebut bisa dicapai melalui beberapa langkah di sektor ini, mulai dari pengelolaan sumber daya laut, pengembangan infrastruktur, hingga konektivitasnya.
ADVERTISEMENT
Erick mengatakan, sesuai dengan Nawacita yang diusung Presiden Jokowi, BUMN siap memikul amanah untuk pembangunan dan pengembangan infrastruktur yang menghubungkan produksi ke distribusi, dari Sabang sampai Merauke.
Sayangnya, industri maritim nasional masih memiliki sejumlah tantangan, salah satunya biaya logistik yang masih mahal. Dia berharap dengan mergernya PT Pelindo I, II, III, dan IV menjadi satu perusahaan beberapa bulan lalu bisa memangkas biaya ini.
"Biaya logistik kita ini masih mahal, 23 persen dari GDP. Masih tinggi dibandingkan negara lain," katanya dalam Kompas Talks Potret Masa Depan Industri Logistik Indonesia di Era Disrupsi, Selasa (23/11).
Erick menyebut, biaya logistik di Singapura hanya 8 persen, India 13 persen, dan Malaysia 13 persen. "Tentu penggabungan Pelindo diharapkan dapat membantu efisiensi biaya logistik ini," sambungnya.
Foto udara aktivitas bongkar muat di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Bungkutoko Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara. Foto: ANTARA FOTO/Jojon
Dengan adanya efisiensi biaya logistik ini setelah Pelindo meger, Erick harap akan berpengaruh kepada meningkatnya perekonomian nasional dan menjadikan Indonesia sebagai sentra dunia, apalagi saat ini Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan G20.
ADVERTISEMENT
"Saat bersamaan kita harus memastikan pembukaan lapangan kerja baru, bagaimana melalui investasi di pelabuhan yang meningkat, tentu dilihat dari bagaimana disrupsi secara digital, industri 4.0 robotic AI memengaruhi pembukaan lapangan kerja kita," imbuhnya.