Erick Thohir Soal Vaksin Impor dari China: Dipastikan Halal

7 Agustus 2020 16:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah tengah mengembangkan vaksin virus corona yang bekerja sama dengan Sinovac, perusahaan asal China. Vaksin ini telah tiba di Indonesia dan akan dalam tahap uji klinis 3 di Laboratorium Biofarma di Bandung, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Ketua Pelaksana Harian Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir, mengatakan uji klinis tahap 1 dan 2 sudah dilakukan di China lebih dulu.
Sedangkan tahap 3 ini akan dilakukan September mendatangkan kepada 1.620 relawan yang merupakan warga Indonesia.
Dalam wawancara khusus dengan kumparan, Erick Thohir mengatakan meskipun pengembangannya dari China, vaksin ini dipastikan halal dan tidak perlu diributkan karena semua negara tengah berlomba-lomba mencari solusi untuk mengatasi pandemi.
"Jadi jangan lihat vaksin ini kewarganegaraannya (impor), yang penting harus bisa memastikan aman untuk diimunisasi dan yang pasti sudah halal. Kenapa? Karena Biofarma sudah produksi vaksin halal, jadi ini jangan ditabrak-tabrakin kalau dari China, enggak halal," kata Erick, Jumat (7/8).
ADVERTISEMENT
Jika urusan uji klinis tahap ketiga sudah dilakukan pada 1.620 orang pada September mendatang dan mulai akhir tahun ini 250 juta vaksin siap diproduksi, tahapan selanjutnya adalah melakukan imunisasi secara massal di kota-kota yang masuk zona merah.
Vaksin corona basis stem cell yang dikembangkan Daewoong Infion. Foto: Dok. Daewoong Group
Imunisasi rencananya akan dilakukan bertahap. Pertama di Januari dan Februari 2021 sebanyak 30-40 juta vaksin. Imunisasi ini dilakukan dua kali per orang. Itu artinya, jumlah vaksin yang harus diproduksi Biofarma sebanyak 300-380 juta dosis.
"Kalau harganya USD 15 per vaksin, jadi berapa? Ya anggap 300 juta orang dikali segitu, sudah USD 4,5 miliar," ujarnya.
Erick mengatakan, tak hanya Indonesia yang bekerja sama dengan Sinovac. Negara lain seperti Brasil dan Bangladesh pun mengimpor dari China. Selain dengan China, Indonesia juga mencari sumber vaksin dari Eropa dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di dalam negeri, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga tengah berupaya menemukan vaksin virus corona.
Erick mengatakan, vaksin merah putih ini masih terus dikaji. Pemerintah akan mendukung segala upaya BPPT dan pihak terkait melakukan serangkaian penemuan vaksin agar bisa diproduksi sendiri.
"Pak Bambang Brodjonegoro (Kepala BPPT) sedang mengusahakan, biarkan itu berjalan, tapi uji klinis 1, 2, dan 3 kapannya, biarkan kita dukung," jelas Erick.
***
Saksikan video menarik di bawah ini: