Erick Thohir: Usai IPO, Mitratel Terus Lakukan Perbaikan dan Ekspansi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan usai IPO, anak perusahaan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) itu masih mengalami tekanan. Tapi, perbaikan akan terus dilakukan.
“Kalau kita lihat pada tahun 2021, ada Mitratel yang sudah IPO. Memang hari ini masih mendapat tekanan. Tapi kita confident, akan terus melakukan perbaikan,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (3/12).
Menurut Erick, sebagai provider di bidang bisnis penyediaan menara pemancar telekomunikasi dan infrastruktur, Mitratel akan terus bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menjangkau daerah-daerah yang belum mendapatkan WiFi atau mendapatkan akses digital.
Saat ini, Indonesia sedang menghadapi gelombang kedua dari disrupsi teknologi. Bisnis edukasi dan kesehatan berbasis teknologi akan banyak masuk Indonesia. Salah satu yang terlihat, kata dia, adalah menjamurnya pinjaman online atau fintech.
ADVERTISEMENT
"Pinjol itu juga fintech, yang suka tidak suka akan masuk menjadi penetrasi yang harus kita seimbangkan. Karena itu, Mitratel kita posisikan untuk terus ekspansi, tapi juga memperkuat fondasi pada digital nasional kita,” papar Erick.
Mitratel melakukan IPO tidak saja ingin memperkuat keuangan, tapi juga infrastrukturnya. Menurut dia, sudah mulai terlihat perubahan di Telkom Group karena bisnisnya lebih memperkuat infrastruktur seperti fiber optic, tower, data center, cloud, yang ke depan sangat diperlukan sebagai ketahanan kepada digital nasional.
"Kita bisa lihat sekarang, Telkom secara valuasi sudah tembus Rp 411 triliun. Itu terbaik selama sejarah Telkom berdiri, jadi remodeling Telkom dan juga penguatan anak-anak perusahaan seperti Mitratel untuk IPO ini membuat struktur daripada Telkom itu sendiri," tegas Erick.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama, mengatakan peluang bisnis serat optik ke depan sangat besar. Pasalnya, instrumen tersebut menjadi keharusan bagi 5G. Tanpa serat optik, layanan 5G sulit berjalan maksimal.
Meski terus berupaya meningkatkan pendapatan, Mitratel tak lupa melakukan efisiensi untuk memperbaiki posisi margin. Hal ini tampak dari upaya perusahaan menekan jumlah vendor.
Menurut Hendra, sejak awal tahun ini, jumlah vendor sudah dikurangi dari sebelumnya 22, saat ini tinggal 9. Dari situ, juga membuat klaster-klaster tertentu.