Ernst & Young Soroti Utang AirAsia yang Membengkak Akibat Corona

9 Juli 2020 17:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-AirAsia Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-AirAsia Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kinerja keuangan maskapai AirAsia sangat terpukul selama pandemi virus corona (COVID-19). Harga saham AirAsia juga anjlok 17 persen pada perdagangan Rabu (8/7) dan harus dihentikan sementara perdagangannya pada hari ini. Lembaga jasa keuangan dunia, Ernst & Young bahkan menaruh perhatian terhadap posisi utang atau liabilitas maskapai berbiaya murah tersebut.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari BBC, Kamis (9/7), posisi utang AirAsia saat ini telah melewati posisi aset yang senilai 1,84 ringgit (USD 430 juta) pada akhir 2019. Selain utang, posisi arus kas AirAsia juga sangat terpukul di tengah kebijakan lockdown dan pembatasan berpergian di hampir seluruh negara.
"Penurunan kinerja keuangan mengindikasikan bahwa kita meragukan kemampuan AirAsia menjalankan usahanya ke depan," tulis audit Ernst & Young.
Tony Fernandes membuka santan food festival Foto: Intan Kemala Sari/kumparan
Sebelumnya, AirAsia juga melaporkan kerugian sebesar 803,8 juta ringgit untuk kinerja kuartal I 2020. AirAsia sendiri mulai menghentikan penerbangan pada akhir Maret 2020.
"Ini merupakan tantangan terberat yang kita hadapi sejak AirAsia mulai mengudara pada 2001," ungkap Pendiri AirAsia Tony Fernandes dalam pernyataannya.