Eropa Hidupkan Lagi PLTU, Harga Batu Bara Acuan RI Melonjak 3,6 Persen

3 Oktober 2022 17:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah kapal tongkang pengangkut batubara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Harga Batu Bara Acuan (HBA) Indonesia melonjak 3,6 persen pada Oktober 2022 di posisi USD 330,97 per ton dibandingkan bulan lalu USD 319,22 per ton. Dihidupkannya lagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Eropa jadi penyebabnya yang mengerek permintaan batu bara global.
ADVERTISEMENT
Tingginya permintaan batu bara dari Eropa juga mengerek rata-rata indeks bulanan penyusunan HBA, yaitu ICI naik 3,63 persen, Platts naik 4,41 persen, GNCC naik 3,98 persen, dan NEX naik 3,08 persen yang juga mempengaruhi HBA bulan ini.
"Selain naiknya rata-rata indeks, negara-negara Eropa seperti Jerman, Belanda dan Belgia telah menghidupkan kembali pembangkit batubara sebagai dampak dari pemangkasan gas oleh Rusia," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi, Senin (3/10).
Faktor lain yang memengaruhi kenaikan HBA adalah adanya kendala pasokan gas alam di Eropa. "Adanya kebocoran jaringan gas yang terjadi di Laut Baltik sehingga harga gas melonjak," ungkap Agung.
Pergerakan HBA Oktober ini merupakan yang tertinggi sejak awal tahun 2022 dengan nilai tertinggi sebelumnya terjadi pada bulan Juni, HBA terkerek hingga menyentuh angka USD 323,91 per ton. Faktor kondisi geopolitik Eropa imbas konflik Rusia-Ukraina serta krisis listrik di India akibat gelombang hawa panas masih menjadi faktor pengerek utama.
ADVERTISEMENT
Setelahnya HBA cenderung fluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan. HBA Agustus ada di angka USD 321,59 per ton dan September lalu sebesar USD 319,22 per ton.
HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5.900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.
Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batubara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).
Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA yaitu, supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh season (cuaca), teknis tambang, kebijakan negara supplier, hingga teknis di supply chain seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.