ESDM: Konsumsi Listrik per Kapita RI Ketinggalan Jauh dari Rata-rata ASEAN

25 November 2022 10:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelayanan PLN. Foto: PLN
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelayanan PLN. Foto: PLN
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan konsumsi listrik per kapita Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan rata-rata konsumsi listrik per kapita negara ASEAN.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian EDM, Ida Nuryatin Finahari, mengatakan berdasarkan Rencana Strategis 2020-2024, pihaknya memiliki kewajiban untuk meningkatkan konsumsi listrik per kapita Indonesia.
Ida memaparkan, target konsumsi listrik per kapita di tahun 2022 seharusnya mencapai 1.268 kilowatt per hour (kwh) per kapita, namun hingga September 2022 atau kuartal III 2022, konsumsi listrik nasional masih 1.169 kwh per kapita.
Adapun rasio elektrifikasi nasional per kuartal III 2022 masih 99,76 persen atau sekitar 318.470 rumah tangga belum berlistrik. Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi dapat tercapai 100 persen di tahun ini.
Sementara itu, kata Ida, rata-rata konsumsi listrik per kapita di negara ASEAN sudah mencapai 3672 kwh per kapita. Dengan begitu, menurut dia, Indonesia masih tertinggal jauh.
ADVERTISEMENT
"Kementerian ESDM di tahun 2023 targetnya itu 1.408 kwh per kapita, artinya sampai tahun 2024 pun sebenernya kita juga masih ketinggalan jauh dengan negara ASEAN lainnya," ujarnya saat Forum Diskusi Publik, Jumat (25/11).
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN, Bob Saril bersama Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan, Ida Nuryatin, mendemonstrasikan cara pengisian daya di SPKLU Kantor Ditjen Gatrik, Selasa (4/1). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Dia menuturkan, upaya peningkatan konsumsi listrik per kapita menjadi tantangan bersama, karena konsumsi listrik Indonesia bahkan belum separuhnya rata-rata ASEAN, dia berharap bisa meningkat paling tidak dua kali lipat dari sekarang.
"Masa sih kita terus-terusan menjadi negara berkembang, kita berharap ya tidak usah negara maju deh, paling tidak kita di negara ASEAN juga bisa bersaing lah ya meningkatkan konsumsi listrik per kapita kita," tutur Ida.
Ida menjelaskan, upaya yang dilakukan pemerintah adalah penambahan akses listrik ke masyarakat dan menggencarkan penggunaan alat elektronik di masyarakat melalui berbagai program dan kebijakan.
ADVERTISEMENT
"Kita tahu bahwa semakin tinggi konsumsi listrik per kapita dapat diindikasikan semakin tinggi juga pertumbuhan ekonomi di Indonesia, ini sangat terkait tentunya," ungkapnya.
Menko Marves Luhut Binsar mengecek SPKLU di destinasi wisata. Foto: PLN
Beberapa program pemerintah di antaranya adalah implementasi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) baik itu roda empat maupun dua. Selain itu, pihaknya juga mendorong penggunaan kompor induksi dan program e-cooking.
"Saat ini Kementerian ESDM punya tugas untuk memonitor penggunaan charging station. Saat ini sudah ada 439 unit untuk roda 4 dan ada juga SPBKLU (battery swapping) sudah terbangun 961 unit," papar Ida.
"Kementerian ESDM juga tengah menyiapkan kegiatan distribusi dari e-cooking dengan tujuan pemanfaatan energi bersih, peningkatan konsumsi listrik, dan penghematan biaya masak," pungkasnya.