Faisal Basri Usulkan Dana Abadi dari Migas hingga Batu Bara

14 Februari 2019 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengamat ekonomi, Faisal Basri. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat ekonomi, Faisal Basri. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ekonom Senior INDEF Faisal Basri memperkirakan, cadangan minyak Indonesia akan habis tujuh tahun mendatang atau pada 2026. Ia menuturkan, hal ini berdasarkan tren cadangan minyak saat ini.
ADVERTISEMENT
Pada 1980 cadangan minyak Indonesia sebanyak 11,6 miliar barel, sementara saat ini hanya sekitar 3,2 miliar barel. Menurut Faisal, jika Indonesia tidak segera menemukan cadangan baru, maka minyak Indonesia akan habis pada 2026.
"Artinya kita menggasak minyak jauh lebih cepat dari usaha kita memperoleh cadangan baru, terus diperkosa terus, malas mengeksplorasi. Kalau tidak terjadi penemuan baru dan tingkat produksi kita sekarang, rasionya 9,2, nah 9,2 tahun kita dari 2017. Jadi 2026 minyak kita habis," ujar Faisal saat diskusi di Resto Rantang Ibu, Jakarta, Kamis (14/2).
Selain itu, cadangan gas Indonesia saat ini hanya 1,4 persen dari cadangan dunia. Menurut Faisal, cadangan ini juga akan habis dalam 35 tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan batu bara. Cadangan batu bara Indonesia hanya 2,2 persen dari cadangan batu bara dunia, namun konsumsinya terus meningkat. Menurut Faisal, cadangan batu bara Indonesia juga akan habis dalam 49 tahun mendatang.
Cadangan batu bara Indonesia memiliki rasio produksi dalam negeri 7,2 persen dari total cadangan tersebut dan yang dieskpor sebesar 16,1 persen dari cadangan batu bara Indonesia. Menurut Faisal hal ini seperti pemaksaan.
Dia mencontohkan negara lain yang memiliki cadangan batu bara lebih tinggi dari Indonesia, namun produksi dalam negeri dan ekspornya justru lebih rendah dari Indonesia.
"Amerika Serikat misalnya, cadangan batu baranya 24,2 persen dari dunia, tapi yang diproduksi hanya 9,9 persen, ekspor 8,9 persen. India reserve 9,4 persen, lebih kecil produksinya 7,8 persen, yang diekspor 0,1 persen," katanya.
ADVERTISEMENT
Faisal pun menyarankan agar Indonesia memiliki dana abadi untuk menampung pendapatan dari sumber daya alam tersebut. Sejumlah negara juga telah melaksanakan itu, seperti Timor Leste yang memiliki Oil Fund.
"Jadi tidak semua pendapatan dari SDA itu dihabiskan, karena ada jatah generasi yang akan datang. Ini kita seperti kesurupan menghabiskan SDA kita secepat mungkin, sehingga tak peduli dengan hak generasi yang akan datang," tambahnya.