Fakta ATM Link Bank BUMN Akan Kenakan Biaya Tarik Tunai & Cek Saldo per 1 Juni

22 Mei 2021 6:14 WIB
Ilustrasi ATM Link. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ATM Link. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemberitaan mengenai aturan baru transaksi di ATM Link BUMN menjadi berita populer kumparanBisnis, Jumat (21/5). Aturan baru ini membuat para nasabah harus membayar biaya untuk hanya sekadar mengecek saldo hingga tarik tunai mulai 1 Juni 2021.
ADVERTISEMENT
Dalam informasi yang diterima dari berbagai bank-bank BUMN, tarif mengecek saldo Rp 2.500, sementara untuk penarikan tunai akan dibebani biaya administrasi Rp 5.000.
Berikut kumparan merangkum fakta-fakta ATM Link BUMN yang menekankan biaya tarik tunai dan cek saldo, Sabtu (21/5):
Biaya cek saldo dan tarik tunai dari untuk pemegang kartu bank BUMN di ATM Link akan dikenakan transaksi per 1 Juni 2021. Sebelumnya, tidak dikenakan biaya alias gratis. Hanya transfer saja yang kena biaya Rp 4.000 per satu kali transaksi.
Bank-bank BUMN yang dimaksud mulai dari PT BRI Tbk (Persero), PT BNI Tbk (Persero), PT Bank Mandiri Tbk (Persero), dan PT BTN Tbk (Persero) yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara).
ADVERTISEMENT
"Biaya administrasi ini berlaku terhitung mulai 1 Juni 2021 dan seterusnya sampai dengan adanya perubahan di kemudian hari," demikian pengumuman di situs BTN dikutip kumparan, Jumat (21/5).
Ilustrasi ATM Link. Foto: Shutter Stock

Netizen Seketika Mengkritik Keras Rencana Himbara

Kebijakan yang akan dimulai pada bulan depan ini langsung mendapat respons keras dari warganet. Mayoritas komentar ini bernada penolakan terhadap kebijakan teranyar ATM Link yang padahal juga dikelola oleh Himbara.
"Tega. Padahal Link tu andalan banget saat Mandiri sering error ATM-nya," tulis akun @bukan_isnaini di akun Twitternya, Jumat (21/5).
Ada juga netizen yang menilai kebijakan tersebut justru bertentangan dengan semangat keberadaan ATM Link. Pemungutan biaya ini akan semakin membebani nasabah, terlebih lagi banyak atm-atm bank BUMN yang kini berubah jadi ATM Link.
ADVERTISEMENT
"Tujuan ATM Link kan untuk mempermudah tarik tunai, kok sekarang dikenakan biaya? Gimana nasib ATM bank-bank BUMN yang berubah jadi ATM Link? Mau rampok rakyat," tulis akun @jeje_jildhuz.
"Buat apa ada ATM Link kalau gitu, balikin ke per bank aja biar langsung tahu mana atm bank yang mana," pungkas akun @rakas_.
"Jadi mikir dua kali kalau mau ke ATM, pastikan tidak ada logo Link atau lebih amannya pakai ATM di lokasi bank," timpal akun @faisal_isnan.

Diklaim untuk Kurangi Pembayaran Non-Tunai

Manajemen Bank BNI menyatakan hal tersebut dilakukan untuk membangun bisnis yang berkelanjutan. Menurut Corporate Secretary BNI Mucharom, penyesuaian biaya ini masih lebih rendah dibandingkan dengan biaya transaksi lainnya melalui ATM Link.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, Himbara juga mendukung program GNTT (Gerakan Nasional Non Tunai). Di mana penyesuaian biaya transaksi tersebut untuk mengurangi ketergantungan masyarakat atas penggunaan uang tunai," jelas Mucharom melalui keterangan tertulis kepada kumparan, Jumat (21/5).

Era Menteri BUMN Rini Soemarno Gratiskan Tarik Tunai dan Cek Saldo

Saat menteri BUMN Rini Soemarno tahun 2015 silam, ia mendorong insentif bagi nasabah dari bank-bank BUMN. Pada saat itu memang tujuan utama yaitu meningkatkan jumlah nasabah.
Artinya, pada saat itu nasabah tidak dibebani biaya cek saldo dan tarik tunai di ATM Link BUMN.
"Perlu dipikirkan bagaimana biaya transaksi via ATM antar-bank Himbara bisa menjadi Rp 0. Ini sekaligus bisa menarik lebih banyak nasabah untuk bergabung," ujar Rini saat itu.
ADVERTISEMENT