Fakta Bank Syariah Indonesia yang Terbentuk Pekan Depan, Ditarget Bisa Mendunia

23 Januari 2021 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RUPSLB BRI Syariah mengesahkan pengurus baru yang nantinya mengelola Bank Syariah Indonesia, hasil merger bank syariah milik BUMN. Foto: BRI Syariah
zoom-in-whitePerbesar
RUPSLB BRI Syariah mengesahkan pengurus baru yang nantinya mengelola Bank Syariah Indonesia, hasil merger bank syariah milik BUMN. Foto: BRI Syariah
ADVERTISEMENT
Sepekan lagi, atau tepatnya pada 1 Februari 2021, penggabungan ketiga bank syariah anak usaha BUMN ditargetkan bakal rampung. Ketiganya yaitu PT Bank Syariah Mandiri (BSM) PT BNI Syariah (BNIS) dilebur ke PT BRI Syariah Tbk (BRIS) dan akan menyandang nama baru sebagai PT Bank Syariah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam aksi korporasi ini, BRIS menjadi pemegang entitas yang menerima penggabungan alias surviving entity. Penggabungan ketiga bank syariah ini akan membuat total asetnya bertambah menjadi Rp 214,6 triliun jika mengacu pada laporan per Juni 2020. Rinciannya, aset BSM mencapai Rp 114,4 triliun, BNI Syariah tercatat sebanyak Rp 50,7 triliun, dan BRI Syariah memiliki Rp 49,5 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir sempat mengatakan penggabungan ini bakal menjadi tonggak baru bagi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia. Erick berpandangan, sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, sudah seharusnya Indonesia memiliki satu bank syariah yang kuat. Diakui Erick, bank syariah Indonesia saat ini masih tertinggal dari negara Islam lainnya.
"Langkah ini merupakan tonggak sejarah untuk kita semua. Dengan bergabungnya rekan-rekan semua menjadi dalam satu bank, satu keluarga, InsyaAllah Indonesia akan memiliki bank syariah terbesar," ujar Erick.
ADVERTISEMENT
Dengan dileburnya ketiga bank syariah tersebut, maka susunan direksi juga turut dirombak. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank BRI Syariah (BRIS), Hery Gunardi ditunjuk sebagai Direktur Utama Bank Syariah Indonesia.
Sementara Direktur Utama BRI Syariah sebelumnya, Ngatari, kini mengisi jabatan Wakil Direktur Utama 1 BRIS. Sedangkan Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo ditunjuk sebagai Wakil Direktur Utama 2.
Setelah proses merger selesai, Bank Syariah Indonesia bakal tetap melayani sektor yang selama ini menjadi fokus dari masing-masing bank.
Seperti diketahui, selama ini BRI Syariah fokus menggarap segmen UMKM, maka segmen tersebut tetap berlanjut. Sedangkan untuk segmen consumer juga dipastikan berlanjut karena ketiga bank syariah juga melayani segmen tersebut.
ADVERTISEMENT
Penandatanganan Rancangan Penggabungan Bank Syariah oleh BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri yang disaksikan Ketua Project Management Office Hery Gunardi, Senin (20/10/2020). Foto: PMO
Sebelumnya Bank Syariah Mandiri juga menggarap segmen wholesale yaitu untuk menyasar perusahaan BUMN dan swasta. Porsinya termasuk besar dalam proporsi perbankan syariah. Sehingga segmen tersebut juga dipertahankan.
Tidak hanya mempertahankan segmen bisnis yang sudah ada, nantinya merger bank syariah juga akan menjajaki ekspansi pasar sukuk dan aset manajemen global.
Kini lahirnya Bank Syariah Indonesia secara resmi tinggal menghitung hari. Adapun legal merger dijadwalkan dilakukan pada 1 Februari 2021.
Ketua PMO Merger Bank Syariah, Hery Gunardi, mengatakan pihaknya tinggal menunggu izin merger dari OJK yang diperkirakan akan keluar pada pekan ini.
"Yang ingin kami sampaikan ada beberapa hal yang kami tunggu. Pertama izin merger dari OJK, kalau bisa minggu ini," ujar Hery dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Selasa (19/1).
ADVERTISEMENT
Selain izin merger, pihaknya juga masih harus melakukan pengesahan nama baru Bank Syariah Indonesia ke Kementerian Hukum dan HAM, termasuk penggunaan logo BSI dan proses lainnya. Pihaknya pun optimistis proses ini akan rampung sesuai jadwal, yaitu pada awal Februari 2021.
"Proses lainnya tetap berjalan dengan baik. Semoga 1 Februari 2021 legal merger bisa dilakukan dan men-declare telah lahir Bank Syariah Indonesia. Tinggal hitungan hari, sangat dekat,” ujarnya.
Hery berharap lahirnya Bank Syariah Indonesia dapat berkontribusi menjadi penggerak ekonomi syariah di Indonesia. Apalagi potensi industri halal di Indonesia sangat besar, diperkirakan mencapai Rp 4.800 triliun. Potensi ini disebut-sebut belum tergarap maksimal oleh perbankan syariah selama ini.
ADVERTISEMENT