news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Fakta-fakta Inflasi Juli 2022 Nyaris 5 Persen, Tertinggi Sejak Oktober 2015

2 Agustus 2022 7:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta berbincang dengan pedagang saat melakukan sidak pemantauan harga pangan di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur, Rabu (30/3/2022).  Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta berbincang dengan pedagang saat melakukan sidak pemantauan harga pangan di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur, Rabu (30/3/2022). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen (IHK) di Juli 2022 menunjukkan kenaikan atau inflasi sebesar 0,64 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara secara tahunan (yoy), menunjukkan inflasi hingga 4,94 persen.
ADVERTISEMENT

Inflasi Tertinggi Sejak 2015

Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan inflasi ini merupakan angka tertinggi sejak Oktober 2015, yang pada saat itu terjadi inflasi sebesar 6,25 persen (yoy).
"Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 90 kota pada Juli 2022 terjadi inflasi sebesar 0,64 persen atau terjadi peningkatan IHK dari 111,09 pada Juni 2022 menjadi 111,80 pada Juli 2022," kata Margo dalam konferensi pers di Gedung BPS, Senin (1/8).
“Penyumbang inflasi utama pada bulan Juli ini berasal kenaikan harga cabai, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit," ungkap Margo.
Kepala BPS Margo Yuwono, Senin (1/8). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan

BPS Klaim Indonesia Jauh dari Stagflasi

Margo mengeklaim, Indonesia jauh dari stagflasi. Hal tersebut tercermin dari kondisi makro perekonomian Indonesia yang positif.
ADVERTISEMENT
Margo menilai upaya pemerintah berhasil meredam kenaikan harga komoditas di tingkat global khususnya harga energi. Dengan pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami peningkatan, ditambah angka inflasi inti yang terjaga, Margo optimis Indonesia jauh dari kata stagflasi.
"Menurut saya masih aman, belum mengarah ke stagflasi. Semua indikator bagus," pungkas dia.

Sri Mulyani Ungkap Kenaikan Inflasi

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati akhirnya buka suara terkait tren inflasi yang terus merangkak naik tembus nyaris 5 persen. Ia menyebut, terdapat dua faktor yang menyebabkan inflasi Indonesia terus naik. Pertama, kenaikan harga komoditas dunia. Kemudian kedua, imbas gangguan pasokan dalam negeri yang membuat harga-harga ikut naik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala III KSSK 2022, Senin (1/8). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
"Inflasi menunjukkan tren meningkat disebabkan karena sisi penawaran seiring dengan kenaikan harga-harga komoditas dunia dan juga ada gangguan pasokan di domestik," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK, Senin (1/8).
ADVERTISEMENT
Menurut bendahara negara, inflasi yang terjadi di sektor harga bahan pokok atau volatile food juga akibat oleh kenaikan harga pangan global, serta terganggunya pasokan akibat cuaca."Sementara inflasi pada kelompok administered price dipengaruhi oleh kenaikan harga tiket angkutan udara," sambung dia.
Inflasi di sektor energi masih terjaga. Sebab, pemerintah memberikan bantalan berupa subsidi untuk mengurangi dampak kenaikan energi global. Di sisi lain, Sri Mulyani menilai inflasi inti di Juli 2022 masih terjaga di tingkat 2,86 persen.

Bank Indonesia Belum Tentu Naikkan Suku Bunga

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan, kebijakan moneter suatu negara khususnya Indonesia didasari pada pertumbuhan inflasi inti dan keseimbangan pertumbuhan ekonomi.
"Dengan demikian, tidak otomatis kalau suku bunga negara lain naik dan BI juga harus naik. Semuanya tergantung kondisi dalam negeri," kata Perry dalam konferensi pers KSSK, Senin (1/8).
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam konferensi pers KSSK, Senin (1/7). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
Penggunaan inflasi inti sebagai dasar kebijakan moneter dikarenakan, inflasi inti mencerminkan permintaan dan penawaran. "Inflasi inti masih sangat rendah bahkan masih di bawah perkiraan BI di angka 2,86 persen pada Juli 2022.
ADVERTISEMENT
Perry memproyeksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II dan III akan lebih positif. Pasalnya, konsumsi swasta terus meningkat sejak ramadhan dan setelahnya karena aktivitas masyarakat lebih baik.