Fakta-fakta Kondisi Supermarket di Jakarta karena Virus Corona

3 Maret 2020 7:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana supermarket di Apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat, Senin (2/3).  Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana supermarket di Apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat, Senin (2/3). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo telah mengumumkan dua WNI terpapar virus corona pada Senin (2/3). Mereka adalah ibu dan anak yang tinggal di Depok, Jawa Barat, dan tengah dirawat di RSPI Saroso, Sunter, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
Pengumuman tersebut membuat beberapa foto kepanikan warga berbelanja di supermarket dan swalayan tersebar di media sosial. Benarkah banyak warga panik? Berikut kumparan rangkum, Selasa (3/3).
Masih Berjalan Normal
Pantauan kumparan kemarin di beberapa supermarket, suasana masih berjalan normal. Tak ada kepanikan meski hampir semua kasir penuh karena bertepatan dengan belanja bulanan, misalnya seperti terlihat di supermarket Apartemen Green Pramuka, Jakarta Pusat.
Antrean di banyak kasir memang tampak panjang, tapi barang-barang yang dibeli dalam keranjang besar belanja tak melebihi kapasitas. Banyak juga pengunjung membeli dengan keranjang sedang.
Salah satu pengunjung di lokasi, Laras, mengatakan kedatangannya ke supermarket hari ini selepas bekerja bukan karena panik terkait berita virus corona. Dia hanya menyetok barang-barang yang sudah habis seperti tisu dan sabun mandi.
ADVERTISEMENT
"Enggak panik karena itu, tapi memang agak ke trigger dikit nyari antiseptik, hand sanitizer. Cuma habis, enggak ada sama sekali di sini," kata dia saat ditemui kumparan.
Kata dia, pembersih tangan itu memang susah dicari belakangan ini, apalagi ditambah pengumuman Jokowi tadi pagi. Dia juga sudah mengecek ke berbagai drug store seperti Guardian dan apotek tapi tak ketemu.
Masker pun tak kalah langka. Dia bilang, ada beberapa masker dijual dengan motif yang lebih bagus, tapi harganya jauh lebih mahal. Pun dengan barang yang dijual di online, lebih mahal lagi.
"Tadi cek hand sanitizer yang biasa murah, harganya sudah Rp 100 ribu," ucapnya
Pengunjung lain, Riska, mengaku malam ini berbelanja ke sini karena sedikit terpengaruh berita hari ini. Dia pun menyetok beberapa makanan instan, tapi tak banyak seperti yang beredar di media sosial.
ADVERTISEMENT
Dia juga belanja bulanan seperti biasa dan ikut mencari cairan pencuci tangan. Tapi, tak ketemu.
Sementara Ayuni, ibu rumah tangga, mengaku datang ke sini karena untuk belanja bulanan. Jadi barang yang dibeli banyak, mulai dari beras 5 kilogram 3 pack, telur dua kg, minyak goreng empat liter, dan berbagai macam kebutuhan lainnya seperti pampers.
kumparan mengecek di berbagai rak seperti beras memang masih terisi penuh, pun dengan minyak goreng, telur, dan susu. Hanya saja untuk rak mi instan, untuk merek Indomie dan Mie Sedaaap lebih sedikit stoknya dibandingkan mi yang lain.
Kondisi yang sama juga terlihat di Food Hall, Plaza Senayan, Jakarta Pusat dan supermarket di Pejaten Village, Jakarta Selatan masih normal. Pantuan kumparan di lokasi, tidak ada kenaikan pengunjung berarti.
Pengujung memborong bahan makanan di Lottemart Kelapa Gading, Jakarta, Senin (2/3). Foto: Dok. Albert Oentoro
Di Kelapa Gading Antre di Kasir Hingga 2 Jam
ADVERTISEMENT
Hal sedikit berbeda terlihat di salah satu supermarket di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sejumlah warga memborong bahan makanan di sana. Salah satu warga, Albert Oentoro (36), mengaku kaget karena aksi belanja tersebut menyebabkan antre di kasir hingga 2 jam.
"Kebetulan foto saya itu diambil di Lottemart Kelapa Gading, apa karena berita virus corona pagi ini, atau memang pas juga waktunya dengan belanja bulanan masyarakat," ujar Albert kepada kumparan, Senin (2/3).
Albert kerap belanja di supermarket grosir -tempat para pedagang kulakan -tersebut karena memang mempunyai usaha makanan. Ia mengaku kaget dengan ramainya pengunjung di lokasi.
"Biasanya Lottemart wholesale tidak pernah serame ini. Karena saya biasa selalu belanja bahan untuk restoran di sini. Ini crowded sekali. Saya bukan belanja karena panik tapi memang kebetulan saya mempunyai usaha restoran juga dan sering belanja bahan-bahan di sana (Lottemart)," jelas Albert.
Pengujung memborong bahan makanan di Lottemart Kelapa Gading, Jakarta, Senin (2/3). Foto: Dok. Albert Oentoro
APRINDO Minta Masyarakat Tak Panik Belanja
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy N. Mandey berharap dan mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak melakukan panic buying akibat fobia, untuk berbelanja kebutuhannya di toko-toko ritel modern.
Kata dia, anggota peritel APRINDO (toko modern) selalu siap untuk hadir dan cukup dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun nonpangan bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
"Dikarenakan tindakan yang over atau berlebihan ini justru membuat kepanikan atau fobia baru lainnya yang tidak perlu terjadi, di saat sebenarnya seluruh kebutuhan masyarakat tetap dapat terpenuhi dan tercukupi dengan baik," ujar Roy dalam keterangan tertulis.
Lebih lanjut Roy mengatakan, beberapa hal yang terpenting antara lain bagaimana bisa menjaga kesehatan diri serta keluarga tidak cepat terpengaruh oleh kabar hoaks maupun berita yang tidak terpercaya yang di viralkan oleh oknum.
ADVERTISEMENT
Dia menegaskan, masyarakat hanya percaya dan mengikuti berita yang disampaikan oleh Kementerian dan Lembaga Pemerintah yang secara langsung disiarkan melalui jaringan media dan televisi terpercaya dan kompeten ke seluruh wilayah Indonesia.
Roy juga meminta agar peritel anggota APRINDO terus dan tetap melayani kebutuhan masyarakat serta mengambil tindakan atau kebijakan yang dianggap perlu untuk memastikan bahwa kebutuhan masyarakat dapat terlayani dengan cukup dan baik.