news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Filipina dan Masalah Kemacetan Kota

14 Desember 2019 8:48 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi lalu lintas padat pada jam-jam sibuk di sepanjang jalan raya EDSA di Manila. Foto: AFP/NOEL CELIS
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi lalu lintas padat pada jam-jam sibuk di sepanjang jalan raya EDSA di Manila. Foto: AFP/NOEL CELIS
ADVERTISEMENT
Filipina mempunyai pekerjaan besar dalam menanggulangi masalah kemacetan. Kepadatan kendaraan menjadi pemandangan sehari-hari, terutama di Manila, Ibu Kota Filipina. Tak hanya jam sibuk, kendaraan merayap bahkan terjadi pada jam-jam biasa.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Filipina kini mulai menggenjot sarana transportasi massal untuk mengatasi masalah kemacetan tersebut. Salah satunya dengan memperbaiki sarana infrastruktur perkeretaapian.
Sehingga, masyarakat Filipina bisa mulai beralih dari sebelumnya banyak yang menggunakan kendaraan pribadi, beralih ke transportasi publik yang lebih nyaman dan menjangkau daerah-daerah kota.
"Kereta api menjadi salah satu solusi untuk mempermudah masyarakat Filipina," kata Transportation Secretary Filipina, Arthur Tugade, di Manila.
Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Sinyo Harry Sarundajang (kedua dari kanan) saat kereta buatan INKA tiba di South Harbour, Manila. Foto: Angga Sukma Wijaya/kumparan
Pemerintah Filipina, melalui Philippine National Railways (PNR), sebuah perusahaan negara, memesan rangkaian kereta api dari PT Industri Kereta Api atau INKA. Rangkaian kereta tersebut diharapkan bisa menambah sarana transportasi publik di Filipina.
"Dengan adanya tambahan kereta, maka dari sebelumnya Filipina hanya memiliki 16 rute, akan bertambah menjadi 36 rute. Mobilisasi penduduk akan lebih mudah dan cepat," kata Tugade.
ADVERTISEMENT
Manila, yang merupakan pusat kota Filipina, populasi penduduknya meningkat hampir 2 kali lipat sejak 1985. Ada sekitar 13 juta penduduk di Manila dan hampir setiap orangnya tercatat memiliki kendaraan.
Filipina merupakan salah satu negara yang berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di wilayah Asia Tenggara. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, pertumbuhan ekonominya mencapai 5,8 persen. Tahun lalu, ekonomi Filipina tumbuh di atas 6 persen.
Berdasarkan kajian Asian Development Bank (ADB) yang diluncurkan pada Oktober 2019, dari 278 kota di negara-negara berkembang Asia, Manila adalah yang termacet di Asia. Dalam studinya, mereka membandingkan rasio waktu perjalanan dan jarak di setiap kota ketika jam sibuk dan lengang.
Dari hasil studi tersebut, 10 besar kota memiliki nilai kemacetan rata-rata 1,24. Itu berarti, perjalanan saat jam sibuk membutuhkan waktu 24 persen lebih lama di luar jam jam sibuk. Sementara Manila, meraih skor 1,5, jauh lebih tinggi dibandingkan kota lainnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga, diharapkan adanya tambahan kereta yang dibeli dari INKA dapat menurunkan kemacetan di Filipina. Saat ini, sudah dua rangkaian kereta diesel multi unit (DMU) buatan PT INKA tiba di Filipina. Uji coba masih terus dilakukan. Rencananya, dua rangkaian kereta tersebut akan beroperasi pada 16 Desember 2019.
Pengiriman kereta pesanan PNR tersebut merupakan ekspor batch pertama dari beberapa pesanan kereta yang dibuat di pabrik kereta api Madiun ini. DMU Filipina ini memiliki spesifikasi satu rangkaian terdiri dari tiga kereta.
Dengan desain kursi berhadap-hadapan menunjang kapasitas angkut penumpang untuk rute dalam kota, yakni antar Stasiun Tutuban ke Stasiun Alabang. Nilai kontrak dua DMU tersebut 485 juta Peso atau Rp 134 miliar.
Selain dua rangkaian DMU, PT INKA juga sedang memproduksi 4 rangkaian DMU pesanan Philippine National Railways dengan nilai kontrak 1 miliar Peso atau Rp 296 miliar.
ADVERTISEMENT
Selain DMU, ada juga pesanan tiga lokomotif dan 15 kereta penumpang dengan nilai kontrak 1,3 miliar Peso atau Rp 362 miliar. Sehingga keseluruhan nilai kontrak yang diraih PT INKA untuk pengadaan kereta Philippines National Railways ini adalah Rp 792 miliar.
Dua trainset kereta buatan INKA tiba di South Harbour, Manila. Foto: Angga Sukma Wijaya/kumparan
General Manager PNR, Junn Magno, mengatakan dua rangkaian pertama yang sudah tiba ditargetkan bisa beroperasi penuh pada pekan depan, dua rangkaian kereta ini akan mengangkut penumpang dari Malabon ke Stasiun FTI di Taguig.
Dia mengapresiasi PT INKA yang bisa mengirimkan dua rangkaian kereta ini lebih cepat dari target yang ditetapkan. Sehingga, operasional kereta diesel multi unit tersebut bisa segera direalisasikan.
"Kami sangat mengapresiasi PT INKA yang bisa lebih cepat mengirimkan dua rangkaian kereta. Ini seperti hadiah untuk kami," katanya.
ADVERTISEMENT
Junn Magno berharap empat rangkaian kereta lainnya bisa dikirimkan ke Filipina sesuai target. Sehingga, akan segera menambah transportasi publik di Filipina dan mempermudah masyarakat dalam beraktivitas.
"Jika seluruh rangkaian sudah beroperasi, maka masyarakat Filipina akan semakin mudah dalam menjalankan aktivitasnya," ujarnya.