Fitur Paylater Makin Menggoda, Ini yang Harus Diwaspadai

2 Oktober 2019 10:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Bank Mandiri, ilustrasi belanja online Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Bank Mandiri, ilustrasi belanja online Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pembayaran digital makin hari makin beragam dan memudahkan penggunanya. Setelah sukses dengan naik ojek online dan beli makanan tanpa keluar uang tunai, kini membayar jasa tersebut bisa dilakukan di akhir bulan dengan PayLater.
ADVERTISEMENT
Fitur ini sebenarnya tak berbeda dengan pinjaman uang secara online seperti kartu kredit. Hanya saja, lebih mudah proses pengajuannya sehingga naik ojek online pun bisa kredit.
Sebenarnya apa sih PayLater? Bagaimana agar pengeluaran tak boncos karena keasikan pakai fitur ini?
Perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andy Nugroho mengatakan, penggunaan PayLater adalah bentuk lain serta penghalusan dari berutang. Bila dulu pengguna menggunakan kartu kredit, tentu akan merepotkan bila penggunaannya untuk naik ojek online karena perusahaan aplikator tidak menerima pembayaran pakai kartu semacam itu.
"Atau misalnya yang belum punya kartu kredit, tentu akan jadi solusi yang memudahkan bila ada fitur seperti PayLater," kata Andy kepada kumparan, Rabu (2/10).
Kata Andy, yang perlu dicermati dan diingat, hakikatnya PayLater adalah berutang yang harus dibayar dikemudian hari dan ada bunganya. Jadi bukannya kita memiliki uang tambahan yang selain bisa dipakai untuk naik ojek online, bisa juga buat belanja lebih banyak.
ADVERTISEMENT
"Kalau lalai dan lupa tentang konsep inilah yang lalu akan membuat kita tarik napas panjang di akhir bulan karena uangnya kok berasa habis saja (usai gajian untuk bayar PayLater)," ucapnya.
Di sisi lain, diakuinya dengan adanya fitur PayLater bikin pengguna bisa memprediksi besaran biaya naik ojek online sehari-hari. Maka agar tidak boncos di akhir bulan, Andy menyarakankan untuk coba cari tahu dulu besaran bunganya.
Untuk PayLater di aplikasi Gojek misalnya, pengguna GoPay dikenai bunga biaya Rp 25 ribu dengan plafon mulai Rp 500 ribu, sementara sistem pembayaran Ovo yang berafiliasi dengan Grab bunganya 2,9 persen.
"Jadi misal kebutuhan ojek online sebulan Rp 1 juta dengan bunganya Ovo berarti nanti diakhir bulan kita akan bayar Rp 1.029.000. Angka tersebut berarti tetap masuk dalam budget kita karena harus dilunasi bulan depannya sehingga kita bukannya justru berasumsi ada uang lebih yang bisa digunakan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Hal yang sama juga diungkapkan Perencana Keuangan dari Zap Finance Prita Ghozie. Dia mengatakan secara umum, paylater tetap merupakan skema pinjaman online.
Perencana Keuangan sekaligus founder ZAP Finance, Prita Hapsari Ghozie. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Dia pun memberikan tips bijak menggunakan paylater agar tak bikin keuangan bulanan boncos. Pertama, hindari menggunakan paylater untuk pengeluaran yang bersifat konsumsi. Misalnya membeli makanan, jajan, pakai rides, dan lainnya.
Kedua, yang bijak adalah menggunakan PayLater untuk kebutuhan produktif misal beli tiket untuk project kerjaan, beli alat untuk produksi, dan lainnya. Ini dibolehkan karena pengguna butuh atur cashflow antara downpayment dan pelunasan fee.
Ketiga, pahami berapa total biaya yang di-charge. Misalnya berapa biaya admin, biaya terlambat bayar, biaya penalti, dan biaya bunga.
"Pastinya enggak tepat kalau beli barang jadi lebih mahal 10 persen hanya karena PayLater," ucap Prita.
ADVERTISEMENT