Fokus Corona, Faisal Basri Saran Proyek Ibu Kota Baru Disetop Sementara

27 Maret 2020 19:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekonom Senior, Faisal Basri saat ditemui di Tjikini Lima, Selasa (15/10). Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ekonom Senior, Faisal Basri saat ditemui di Tjikini Lima, Selasa (15/10). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah melakukan berbagai upaya dalam menangani serangan virus corona di Indonesia, termasuk pemotongan perjalanan dinas. Namun, langkah yang diambil pemerintah dianggap tidak cukup oleh Faisal Basri.
ADVERTISEMENT
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) tersebut meminta pemerintah berani menghentikan proyek yang berjalan seperti pembangunan ibu kota baru. Sehingga fokusnya ke penanganan virus corona.
Umumkanlah bukan perjalanan dinas saja dipotong tapi proyek pembangunan ibu kota hentikan dulu, next lah karena (ini) bukan uang saja tapi perhatian,” kata Faisal saat siaran langsung di Instagram INDEF, Jumat (27/3).
Faisal Basri menginginkan seluruh kemampuan pemerintah harus dikeluarkan dalam menghadapi permasalahan ini. Sehingga, masyarakat Indonesia bisa banyak yang selamat dari serangan virus corona.
“Lupakan hal-hal yang bisa kita tunda 5 tahun ke depan. Kita sadari pembangunan manusia lebih penting, apalah artinya ibu kota baru yang hebat tapi masyarakatnya rentan, kita harus berpikir model pembangunan Indonesia yang baru, pendekatan yang baru,” ujar Faisal.
ADVERTISEMENT
Selain proyek pembangunan ibu kota baru, Faisal juga menyoroti Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja yang sudah diajukan pemerintah ke DPR. Ia meminta rancangan peraturan tersebut juga dicabut agar semakin fokus menangani masalah virus corona.
“Kemudian yang kedua untuk merekatkan solidaritas sosial maka UU Cipta Kerja ditarik kembali. Kita harus bikin satu kolektif effort melawan musuh yang kita tidak tahu butuh logistik berapa,” ungkap Faisal.
Meski begitu, Faisal tetap menyambut baik langkah yang sementara ini diambil pemerintah seperti dalam pasokan sembako dan anggaran dana yang disiapkan. Namun, ia menegaskan perlu tanggung jawab bersama dalam melawan virus corona.
“Kalau prosesnya on track jadi menambah sembako kemudian Kemenkeu saya respect kelihatannya mereka lebih siap mengalokasikan dana tanda petik tak terbatas, yang kurang adalah support, nah yang kurangnya adalah sense of crisis yang tinggi,” tutur Faisal.
ADVERTISEMENT