Freeport Akan Menambang 219 Juta Ton Tembaga dalam 3 Tahun

16 Januari 2024 19:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana tambang terbuka (open pit) Grasberg Freeport Indonesia di Papua Tengah. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana tambang terbuka (open pit) Grasberg Freeport Indonesia di Papua Tengah. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian ESDM sudah menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) PT Freeport Indonesia (PTFI) hingga tahun 2026. Produksi tembaga PTFI mencapai 219,8 juta ton dalam 3 tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Plt Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM, Bambang Suswantono, menyebutkan produksi tembaga PTFI menurut RKAB yakni 63,1 juta ton untuk tahun 2024, 77,5 juta ton untuk tahun 2025, dan 79,1 juta ton untuk tahun 2026.
Meski demikian, Bambang belum bisa memastikan rencana ekspor konsentrat tembaga PTFI hingga akhir tahun ini. Adapun perusahaan mendapatkan relaksasi ekspor sejak tahun lalu, di tengah kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah.
"PTFI memang untuk RKAB 2024-2026 sudah kita setujui, namun untuk masalah ekspor konsentrat mereka juga harus izin lagi kepada kita. Saat ini masih dalam proses," ujarnya saat konferensi pers, Selasa (16/1).
Lokasi tambang Freeport di Papua Foto: Reuters
Berdasarkan laporan keuangan Freeport McMoran kuartal III 2023, PTFI mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga sejak 24 Juli 2023 hingga Mei 2024, sebanyak 1,7 juta metrik ton konsentrat tembaga.
ADVERTISEMENT
Indonesia resmi melarang ekspor mineral mentah, termasuk tembaga, per Juni 2023. Pemberian relaksasi ekspor tersebut hanya berlaku untuk perusahaan dengan progres pembangunan smelter di atas 50 persen per Januari 2023.
Direktur Pembinaan Program Minerba Kementerian ESDM, Tri Winarno, menambahkan pengajuan izin ekspor konsentrat tembaga PTFI setelah Mei 2024 masih dalam proses pembahasan.
"PTFI masih dalam proses, sepanjang saat ini sampai Mei. (Kalau setelah Mei) belum," pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Freeport Indonesia, Tony Wenas, berencana meminta perpanjangan relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga hingga akhir tahun 2024, alias sampai pabrik smelter Manyar di Gresik beroperasi penuh.
"Bukan permintaan penambahan, smelter kita mulai beroperasi itu bulan Mei. Tapi kan itu butuh waktu untuk sampai ke 100 persen produksi. Nah itu baru sampai 100 persen produksinya Desember 2024, secara bertahap," jelas Tony saat ditemui di Hotel Shangri La Jakarta, Senin (23/10).
ADVERTISEMENT