news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Freeport Dapat Rekomedasi Ekspor 198.282 Wet Ton, Berlaku Hingga 2020

11 Maret 2019 19:14 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi tambang Freeport di Papua Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi tambang Freeport di Papua Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM telah mengeluarkan izin rekomendasi ekspor PT Freeport Indonesia (PTFI) selama setahun ke depan atau sampai 8 Maret 2020. Izin ini keluar dari sejak Jumat lalu.
ADVERTISEMENT
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak, mengatakan volume ekspornya 198.282 ribu wet ton.
"Sudah (keluar) sampai 8 Maret 2020. Kalau izin ekspornya itu dari Direktorat Perdagangan Luar Negeri (Daglu). Kalau dari Kementerian ESDM itu hanya memberikan rekomendasi izin ekspor saja," kata dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (11/3).
Jumlah rekomendasi izin ekspor ini sebenarnya jauh dari tahun lalu yang diberikan pemerintah arahannya sebesar 1,25 juta wet ton. Penurunan rekomendasi volume ekspor ini terjadi karena Freeport sendiri tengah fokus pada penambangan bawah tanah.
PT Freeport Indonesia Foto: Antara/M. Agung Rajasa
Sebelumnya, Yunus mengatakan produksi konsentrat Freeport dalam RKAB tahun ini sebesar 1,3 juta ton. Angka ini turun dari tahun sebelumnya sebanyak 2,2 juta ton.
ADVERTISEMENT
Turunnya produksi karena peralihan produksi dari tambang terbuka menjadi tambang bawah tanah.
Selanjutnya, dari produksi 1,3 juta ton sebanyak 1,1 juta ton dialokasikan untuk PT Smelting Gresik. Sisanya, sebanyak 200 ribu ton untuk ekspor. Alokasi ekspor itu yang saat ini diurus perizinannya.
“Freeport itu kan produksi 1,3 juta ton sekarang sesuai dengan RKAB-nya karena kan sudah turun dulu kan dia kan tambang terbuka. Sekarang berubah total underground dalam rangka (di tambang bawah tanah) kan jadi turun produksinya,” jelasnya.
Sementara itu, Yunus mengatakan, rekomendasi izin ekspor PT Amman Mineral Nusa Tenggara (Amman) juga sudah keluar. Volume yang diberikan sebesar 336.100 wet ton, angka ini turun dibandingkan rekomendasi tahun lalu sebesar 458.260 wet ton.
ADVERTISEMENT