G20 Akan Bahas Standar Aset Kripto hingga Bank Sentral untuk Uang Digital

7 Juli 2022 15:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan secara virtual saat Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (G20 FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan secara virtual saat Pertemuan Tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (G20 FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Foto: M Risyal Hidayat/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Presidensi G20 Indonesia Jalur Keuangan atau Finance Track akan dilanjutkan pekan depan di Bali. Salah satu pembahasan perhelatan tersebut adalah mata uang digital sebagai aset dan uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CDBC).
ADVERTISEMENT
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta menjelaskan, pembahasan ini akan berlangsung pada 12 Juli 2022. Tidak hanya melibatkan otoritas seperti Kementerian Keuangan dan BI, juga akan dihadiri oleh berbagai asosiasi pengusaha.
"Hari kedua kita akan berbicara yang lagi happening soal Central Bank Digital Currency termasuk nanti akan bicara juga sedikit mengenai aset kripto," kata Fili saat media briefing virtual, Kamis (7/7).
Fili melanjutkan, pembahasan akan dilakukan seputar bagaimana desain atau standar dari aset kripto dan CDBC ini, bagaimana perkembangannya, serta ada diskusi panel oleh para pakar.
"Bagaimana implikasi dari CBDC itu secara makronya, dan bagaimana dia bisa memberikan akses yang lebih luas dan mendorong inklusi keuangan. Setelah itu juga ada industri view dan berikutnya ada G20 TechSprint," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun untuk TechSprint ini merupakan lanjutan dari perhelatan beberapa bulan yang lalu, di mana sudah ada 99 paper yang masuk mengenai implementasi CDBC, sudah tersaring sebanyak 21 paper yang akan dibahas lebih detail dengan para pakar.
Sebelumnya, CBDC atau mata uang digital menjadi salah satu topik utama dalam pertemuan G20 level Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) di Bali pada 9-10 Desember 2021.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan mata uang digital yang dikeluarkan bank sentral menjadi topik prioritas karena akan berdampak pada makro finansial. Selain itu, dibahas juga berbagai macam risikonya.
“CBDC adalah kondisi tidak bisa terhindarkan. Currency ini didesain dalam bentuk digital. Apakah mau dirilis bank sentral seperti dalam bentuk cetak atau dirilis oleh private,” kata Dody saat itu.
ADVERTISEMENT
Menurut Dody, adanya mata uang digital tersebut akan membuat pergerakan menjadi lebih cepat, lebih efisien, dan tidak tidak perlu mengeluarkan biaya untuk cetak. Namun secara keuangan makro, juga harus dipertimbangkan segala risikonya.
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, penerbitan mata uang digital sebaiknya dilakukan oleh bank sentral agar bisa lebih terpantau sehingga bisa meminimalisir berbagai risikonya.