G20 di India Gagal Capai Kesepakatan Pemangkasan Bahan Bakar Fosil

23 Juli 2023 18:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Perdana Menteri India Narendra Damodardas Modi (kiri) pada penutupan KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kanan) berjabat tangan dengan Perdana Menteri India Narendra Damodardas Modi (kiri) pada penutupan KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pertemuan negara-negara ekonomi utama kelompok G20 di India pada Sabtu (22/7) gagal mencapai konsensus untuk menghentikan secara bertahap bahan bakar fosil. Gagalnya pencapaian mufakat ini disebabkan banyaknya protes dari negara-negara produsen.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, para ilmuwan dan juru kampanye mengaku jengkel oleh tindakan badan-badan internasional yang lamban dalam bertindak untuk mengekang pemanasan global. Padahal, cuaca ekstrem yang menghantam China hingga Amerika Serikat telah menandakan terjadinya krisis iklim dunia.
Negara-negara anggota G20 dinilai bertanggung jawab atas lebih dari tiga perempat emisi global. Karena itu, upaya kumulatif kelompok untuk mendekarbonisasi sangat penting dalam perang global melawan perubahan iklim.
Para pejabat energi G20 sebelumnya direncanakan akan mengeluarkan komunike bersama pada akhir pertemuan empat hari mereka di Bambolin, sebuah kota di negara di bagian Pantai Goa, India.
Namun, rencana tersebut dibatalkan karena ketidaksepakatan termasuk rencana meningkatkan kapasitas energi terbarukan menjadi tiga kali lipat di 2030.
Penggunaan bahan bakar fosil menjadi pusat perdebatan dalam diskusi panjang hari itu, tetapi pejabat gagal mencapai konsensus tentang pembatasan penggunaan "tanpa penangkalan" (unabated), menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut.
ADVERTISEMENT
Unabated artinya penggunaan bahan bakar fosil tanpa langkah-langkah untuk mengurangi emisi karbon dioksida yang menjadi penyebab naiknya suhu atmosfer Bumi, pemicu krisis iklim.
Bagian yang mendorong negara-negara maju untuk mewujudkan tujuan bersama dalam menggalang dana USD 100 miliar per tahun untuk tindakan iklim di negara-negara berkembang dari 2020-2025, dan deskripsi tentang perang di Ukraina, juga gagal mencapai konsensus.
Sebuah salinan draf yang diterima Reuters, Jumat (21/7) malam, berisi pentingnya menyetop bahan bakar fosil secara bertahap, sejalan dengan keadaan nasional yang berbeda. Namun, pernyataan itu tak dirilis pada rapat G20 tersebut dan justru mengeluarkan pernyataan bahwa negara lain memiliki pandangan yang berbeda tentang masalah tersebut.
"Negara lain memiliki pandangan berbeda tentang masalah yang akan ditangani oleh teknologi pengurangan dan penghilangan masalah tersebut," kata Menteri Ketenagalistrikan India, R.K. Singh.
ADVERTISEMENT
Sing mengatakan sejumlah negara ingin menggunakan penangkapan karbon daripada pengurangan bertahap bahan bakar fosil. Namun, Singh tak menyebut nama negara-negara yang dimaksud.
Reuters melaporkan, produsen bahan bakar fosil utama Arab Saudi, Rusia, Cina, Afrika Selatan, dan Indonesia semuanya diketahui menentang tujuan tiga kali lipat kapasitas energi terbarukan dekade ini.