Gairah Ritel Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional

23 November 2021 14:02 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana mal Kuningan City saat pandemi. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana mal Kuningan City saat pandemi. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Sektor ritel merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Meski sempat terhempas pada tahun lalu akibat pandemi, kini tanda-tanda gairah pemulihan kian nampak. Sektor ritel akan terus tumbuh seiring penurunan kasus COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sebagai pegawai kantoran, Anisa (29) merasa jenuh dengan kebiasaan baru yang diterapkan kantornya, yakni bekerja dari rumah. Sudah dua tahun lebih sejak pandemi melanda, ia menyelesaikan semua tugas kantor dari tempat tinggalnya. Setidaknya saat ini kondisi pandemi jauh lebih baik dibanding tahun lalu, seiring program vaksinasi yang digenjot pemerintah.
Anisa memang salah satu orang yang hobi jalan-jalan di mal. Menurutnya, jalan-jalan di dalam mal sudah membuat pikirannya kembali segar. Ia mulai yakin kembali berkunjung ke mal setelah adanya kewajiban pusat perbelanjaan mewajibkan sertifikat vaksinasi bagi pengunjung.
Untuk mengadaptasi aturan baru ini, mal-mal di DKI Jakarta mulai menyosialisasikan perlunya sertifikat vaksin sebagai syarat masuk bagi pengunjung pada Agustus lalu.
“Jadi kalau ke mal itu emang kebanyakan biar enggak bosan. Walaupun untuk menghabiskan uang agak banyak di mal masih ngerem, karena biasanya tujuan utama makan. Sekarang belanja sehari-hari,” kata dia kepada kumparan, Selasa (23/11).
ADVERTISEMENT
Anisa melihat saat ini kondisi mal semakin ramai, bahkan mulai kembali normal seperti sebelum pandemi. Minggu lalu ia berkunjung ke mal Grand Indonesia yang terletak di Jakarta Pusat untuk menikmati kudapan di salah satu food court.
“Kemarin pas ke GI rame banget. Seperti zaman sebelum pandemi. Apalagi udah macet pas di parkiran, orang-orang udah pada bosan ya sepertinya,” lanjut Anisa.
Selain Anisa, Ratih (29) ibu rumah tangga mengungkapkan hal serupa. Mal menjadi tempat favorit untuk jalan-jalan bersama keluarga di akhir pekan. Wanita yang saat ini tinggal di Bandung melihat kondisi mal mulai membaik sejak penurunan kasus harian dan program vaksinasi. Hal ini membuat tingkat kepercayaan masyarakat semakin tinggi untuk belanja di tempat.
ADVERTISEMENT
“Sekarang itu ruh mal udah mulai kelihatan lagi. Jadi seneng udah bisa jalan-jalan bareng keluarga lagi. Terutama bisa ngasih peluang kerja lagi untuk yang terdampak,” ucap Ratih.
Situasi kembalinya aktivitas belanja di mal yang makin ramai sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan, seperti yang dipaparkan Nielsen Report on COVID-19 Impact to Mal Visit Behavior di Indonesia.
Dalam laporan tersebut, sebelum pandemi ada lebih dari 70 persen responden berkunjung ke mal untuk membeli makanan cepat saji atau minuman kekinian dan ke bioskop. Setelah wabah ini masuk Indonesia, tiga alasan teratas mengunjungi mal yaitu berbelanja kebutuhan sehari-hari berkurang menjadi 65 persen persen, penyegaran dan mencari suasana baru menjadi 65 persen, serta membeli kudapan hanya 64 persen.
ADVERTISEMENT
Industri ritel memang sempat terpuruk semenjak pandemi mulai menjangkit. Tercatat, pada kuartal II 2020 konsumsi rumah tangga minus 5,1 persen secara year on year (yoy). Pada saat itu, pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penerapan PSBB ini membuat berbagai tenant hingga bioskop di mal ditutup sementara.
Pada kuartal III dan IV 2020, sektor konsumsi mengalami perbaikan seiring dengan mitigasi penularan COVID-19. Angka pengeluaran konsumsi rumah tangga selama dua kuartal tersebut masing-masing minus 4,05 persen dan minus 3,61 persen dibandingkan kuartal sama pada tahun sebelumnya.
Awal 2021, ritel kembali menghadapi tantangan. Sebagian ritel modern harus berhenti beroperasi akibat rentetan beban yang telah dirasakan sejak tahun sebelumnya. Tercatat, secara kuartalan, sektor konsumsi rumah tangga minus 2,23 pada tiga bulan pertama.
ADVERTISEMENT
Angka tersebut kian membaik hingga kuartal II yang lompat menjadi 5,93 persen secara yoy. Peningkatan konsumsi rumah tangga yang meroket ini menjadi momentum optimistis kinerja ritel pada tahun ini pulih.
Seorang ibu bersama anaknya mengunjungi pusat perbelanjaan Senayan city di Jakarta, Rabu (22/9/2021). Foto: Didik Suhartono/Antara Foto
Selanjutnya pada kuartal III 2021 pengeluaran konsumsi rumah tangga mencapai 1,03 persen. Bank Indonesia memproyeksikan kinerja sektor ritel pada bulan depan akan mengalami peningkatan akibat adanya momen natal dan tahun baru.

Kinerja Ritel Bakal Dongkrak Ekonomi Nasional

Ekonom sekaligus Direktur dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira, memproyeksikan kinerja ritel pada akhir tahun akan mengalami pemulihan. Hal ini dilihat dari makin banyaknya masyarakat yang mulai membeli barang di luar rumah.
“Sementara data Penjualan Eceran bulan Oktober yang dirilis BI memperkirakan kenaikan 5,2 persen yoy konsisten dengan tren kenaikan mobilitas,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Fernando Repi, melihat kondisi pusat perbelanjaan semakin ramai seiring dengan penurunan kasus harian COVID-19. Kembalinya laju sektor ritel yang makin baik diharapkan akan terus terjaga hingga akhir tahun.
“Ini ada momentum akhir tahun. Orang kembali dengan tetap menjaga prokes,” katanya.
Pelaku usaha akan terus memaksimalkan momentum dengan menerapkan strategi omni channel, yaitu melalui jalur offline dan online. Tentu saja, penggunaan digitalisasi saat ini terus mempermudah masyarakat dalam menjangkau kebutuhan sehari-hari.
“Optimistis (ritel) semakin membaik. Kita semua ikuti pemerintah. Jangan dulu liburan untuk rayakan) Natal, yang penting kesehatan terkendali sehingga ekonomi membaik,” jelas Fernando.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan, pusat perbelanjaan harus terus meningkatkan prokes secara disiplin. Sebab, laju aktivitas ekonomi akan seiring dengan perbaikan kasus harian.
ADVERTISEMENT
“Ekonomi yang sudah mulai menggeliat ini jangan sampai mundur lagi,” jelasnya.
Para pelaku usaha, termasuk peritel, berharap angka penularan dan kasus COVID-19 semakin turun. Dengan demikian, masyarakat bisa lebih leluasa beraktivitas di luar rumah. Hal ini penting, mengingat konsumsi rumah tangga menopang 55-57 persen produk domestik bruto Indonesia.