Gamers Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Kreatif di 2020

27 April 2021 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nixia Monica Carolina, gamer perempuan. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Nixia Monica Carolina, gamer perempuan. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi yang sektor yang sangat terdampak pandemi COVID-19. Hampir seluruh sektor ekonomi kreatif anjlok selama tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Raden Kurleni Ukar, mengatakan bahwa subsektor aristektur, periklanan, dan kuliner mengalami kontraksi alias minus selama tahun lalu. Hal ini lantaran rendahnya permintaan di tiga subsektor tersebut.
“Subsektor arsitektur dan periklanan masing-masing turun 5,2 persen, kuliner terkontraksi 3,89 persen. Ketiganya paling terdampak pandemi COVID-19,” ujar Kurleni dalam webinar CORE Media Discussion Quarterly Review 2021, Selasa (27/4).
Meski demikian, masih ada dua subsektor yang menjadi tumpuan ekonomi kreatif selama tahun lalu, yakni televisi dan radio hingga aplikasi dan game developer. Kedua subsektor ini masih tumbuh positif selama tahun lalu.
Ilustrasi menonton televisi. Foto: Dok. Freepik
Adapun pertumbuhan televisi dan radio sebesar 10,48 persen di 2020. Disusul oleh aplikasi dan game yang tumbuh 4,47 persen sepanjang tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“Kita perlu tetap optimistis, kita percaya dari balik masalah ini ada peluang. Subsektor TV dan radio, serta aplikasi game ini para gamer, mengalami pertumbuhan positif, meskipun pertumbuhannya masih rendah ya kalau kita lihat dari 2019,” jelasnya.
Sementara untuk sektor pariwisata juga anjlok di tahun lalu. Devisa pariwisata selama 2020 hanya Rp 3,54 miliar, anjlok 79,1 persen dari tahun sebelumnya yang bisa mencapai Rp 14,5 miliar.
Kurleni menjelaskan, penurunan devisa pariwisata itu tak lepas dari menurunnya kunjungan wisata mancanegara di Tanah Air.
“Tenaga kerja pariwisata juga menurun 6,67 persen di tahun lalu. Tapi kita masih ada wisatawan domestik yang sangat kuat, sehingga masih menghasilkan devisa pariwisata Rp 3,54 miliar,” tambahnya.