Gara-gara Kredit Macet, Laba Bersih BRI Agro Anjlok 90 Persen

27 November 2019 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur pengendalian Risiko Kredit dan Pendanaan BRI Agro, Ebeneser Girsang. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur pengendalian Risiko Kredit dan Pendanaan BRI Agro, Ebeneser Girsang. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Laba bersih PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) atau BRI Agro di kuartal III 2019 turun 90,82 persen menjadi Rp 15 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu laba bersihnya mencapai Rp 167 miliar.
ADVERTISEMENT
Menurut Plt Direktur Utama BRI Agro, Ebeneser Girsang, penurunan laba bersih itu disebabkan oleh kredit bermasalah nasabah.
Perusahaan yang bergerak di sektor sawit itu mengalami force majeur sehingga sulit membayar cicilan.
"Laba kami turun 90 persen di kuartal III 2019. Jadi 2 nasabah ini memegang lebih dari separuh Non Performing Loan (NPL) BRI Agro, mereka main di sawit tapi penyebabnya ada force majeur. Kebun mereka sedikit terganggu," ujarnya dalam Public Expose di Gedung BRI Agro, Jakarta, Rabu (27/11).
Dia menambahkan, saat ini pihaknya tengah melakukan berbagai cara agar persoalan itu dapat teratasi. Mulai dari memberikan pendampingan terkait teknik budi daya, membantu mencarikan investor, hingga dilakukan restrukturisasi utang.
"Itu kondisi per September 2019. Tapi Oktober-November trennya terus membaik. Nanti Desember kami proyeksikan laba bersih sekitar Rp 50 miliar," papar Ebeneser.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk NPL atau rasio kredit bermasalah gross BRI Agro pada periode itu mencapai 7,51 persen. Sedangkan NPL net sebesar 4,8 persen. Ditargetkan di 2021, NPL gross di bawah 5 persen dan NPL net sekitar 2 persen.
Paparan kinerja BRI Agro kuartal III 2019. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Dia menjelaskan, strategi BRI Agro untuk menurunkan angka NPL ialah dengan peningkatan frekuensi lelang bekerja sama dengan balai lelang swasta dan pembuatan website lelang, restrukturisasi dan penyelesaian, serta program insentif.
"Untuk forecast akhir tahun kami perkirakan NPL gross di angka 6,76 persen dan NPL net 3,95 persen," katanya.
Lebih lanjut, Ebeneser mengungkapkan, aset BRI Agro tumbuh 19,22 persen year on year (yoy) dari semula Rp 20,9 triliun menjadi Rp 24,92 triliun. Adapun kredit yang diberikan naik 34,61 persen yoy dari semula Rp 13,66 triliun menjadi Rp 18,39 triliun.
ADVERTISEMENT
Sementara dana pihak ketiga BRI Agro tumbuh 24,55 persen yoy dari semula Rp 15,82 triliun menjadi Rp 19,7 triliun. Komposisi DPK tersebut yakni 90 persen deposito, 6 persen giro dan 4 persen tabungan.