Garuda Indonesia Rugi Rp 10,40 Triliun dalam 6 Bulan

3 Agustus 2020 14:32 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Boeing 737 Max 8 milik Garuda Indonesia. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
ADVERTISEMENT
Maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) sangat terpukul akibat pandemi virus corona yang terjadi sejak awal 2020. Aktivitas penerbangan domestik dan internasional terganggu, bahkan dihentikan sementara akibat pembatasan berpergian di dalam dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Mengutip laporan keuangan perusahaan di situs keterbukaan bursa (IDX), Senin (3/8), sepanjang semester I 2020, maskapai pelat merah ini mengalami kerugian sebesar USD 712,73 juta atau setara Rp 10,40 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.600). Sementara pada semester yang sama di 2019, Garuda Indonesia tercatat masih untung USD 24,11 juta.
Merahnya kinerja laba bersih sejalan dengan anjloknya pendapatan usaha untuk penerbangan berjadwal, tak berjadwal dan lainnya, yakni dari USD 2,19 miliar pada semester I 2019 menjadi USD 917,28 juta pada semester I 2020.
Kewajiban atau utang perusahaan juga membengkak dari USD 3,74 miliar di semester I 2019 menjadi USD 10,37 miliar di semester I 2020. Saat bersamaan, arus kas perusahaan juga berkurang tajam hingga 48,6 persen menjadi USD 165,41 juta.
ADVERTISEMENT

Manajemen Garuda Indonesia Akui Virus Corona Pukul Kinerja

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap kinerja Perseroan, di mana dengan adanya pembatasan pergerakan dan penerbangan pada masa pandemi, rata-rata frekuensi penerbangan menurun drastis dari yang sebelumnya melayani lebih dari 400 penerbangan per harinya menjadi hanya berkisar pada angka 100 penerbangan per hari.
Di samping itu, jumlah penumpang juga mengalami penurunan tajam hingga mencapai 90 persen.
"Namun demikian kami terus memperkuat langkah pemulihan kinerja seoptimal mungkin agar Perseroan dapat segera rebound dan memperoleh pencapaian kinerja yang semakin membaik. Fokus utama kami adalah mengupayakan perbaikan fundamental Perseroan secara terukur dan berkelanjutan," jelas Irfan dalam keterangan tertulisnya kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Irfan memaparkan, upaya pemulihan kinerja dilakukan secara menyeluruh pada lini bisnis Perseroan meliputi langkah optimalisasi pendapatan penumpang penerbangan berjadwal, layanan kargo udara hingga penerbangan charter. Di samping itu, Perseroan turut menjalankan langkah strategis dari aspek pengelolaan biaya melalui upaya negosiasi biaya sewa pesawat, restrukturisasi utang, hingga implementasi efisiensi di seluruh lini operasional guna menyelaraskan tren supply dan demand di masa pandemi ini.