Garuda Punya Bos Baru, Ini Pesan Alvin Lie

22 Januari 2020 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Ombudsman RI Alvin Lie. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Ombudsman RI Alvin Lie. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Rapat Umum Pemegang Saham Luar (RUPSLB) PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) memutuskan Irfan Setiaputra menjabat sebagai Direktur Utama. Irfan menggantikan Ari Askhara, yang dicopot usai terkuak kasus penyelundupan Harley Davidson dan dua sepeda Brompton.
ADVERTISEMENT
Anggota Ombudsman yang juga pengamat penerbangan, Alvin Lie percaya Menteri BUMN Erick Thohir sudah menyelidiki rekam jejak direksi Garuda yang dipilih. Ia hanya mengingatkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh jajaran direksi Garuda yang baru.
“PR untuk direksi baru ada beberapa yang perlu mendapat perhatian. Pertama dari data yang saya punya ada utang Garuda yang jatuh tempo pada bulan Mei ini jumlahnya lumayan USD 500 juta. Itu saya yakin tidak mungkin dibayar dengan modal atau dari hasil bisnis, tapi dibayar dengan utang lagi,” kata Alvin di Kantor Ombudsman, Jakarta, Rabu (22/1).
“Nah untuk utang lagi, ini utang barunya harus lebih murah dari utang lamanya. Kalau enggak gitu buat apa,” imbuhnya.
Pesawat Garuda Indonesia di landasan Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno-Hatta Foto: REUTERS / Darren Whiteside
Selain itu, Alvin memandang, tugas yang tidak kalah berat adalah memperkuat rasa kebersamaan di Garuda Indonesia. Sebab, kata Alvin, masih banyak pihak termasuk karyawan yang belum satu visi. Ia juga meminta agar Garuda tidak dikaitkan dengan politik.
ADVERTISEMENT
“Walaupun Garuda adalah BUMN tapi sebisa mungkin jauhkan dari campur tangan politik. Murni melaksanakan tugas yang diembankan oleh negara, bukan oleh menteri atau pejabat lainnya,” ujar Alvin.
Lebih lanjut, pekerjaan berikutnya yang harus diperhatikan adalah masalah bisnis. Ia mendorong adanya peremajaan armada Garuda Indonesia. Menurutnya, dengan adanya pesawat baru bisa menjadi daya tarik untuk masyarakat.
“Sebagian pesawat Garuda sedikitnya puluhan boeing 737 800 yang dioperasikan Garuda usianya sudah uzur antara 8 sampai 10 tahun. Dari aspek keselamatan tidak masalah, tapi dari aspek efisiensi dan daya tarik kepada penumpang ini sudah menurun. Garuda dituntut peremajaan armadanya,” tutur Alvin.