Genderang Perang Dagang dari China untuk AS dan Eropa

6 Juli 2023 6:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelabuhan Ningbo-Zhoushan di China. Foto: Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pelabuhan Ningbo-Zhoushan di China. Foto: Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Genderang perang dagang dari China untuk Amerika Serikat dan Eropa sudah ditabuh. Hal tersebut tercermin dari pembatasan ekspor dua logam yakni germanium dan galium per 1 Agustus 2023.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, Rabu (5/7) pembatasan tersebut dilakukan China sebagai peringatan perang dagang bagi Amerika Serikat dan Eropa. Pasalnya, kedua logam tersebut merupakan bahan utama dalam pembuatan semikonduktor dan microchip.
Kementerian Perdagangan China mengumumkan, pembatasan ekspor ini diberlakukan atas dasar keamanan nasional. Sehingga, bagi eksportir wajib mendapatkan lisensi untuk mengirimkan galium dan germanium per 1 Agustus 2023.
Langkah tersebut merupakan bagian dari pertempuran global yang semakin intensif untuk supermasi teknologi. Apalagi, China merupakan negara dengan sumber germanium dan galium terbesar di dunia.
Juru Bicara Luar Negeri China, Mao Ning pada konferensi pers reguler di Beijing menegaskan, pemerintah harus mengambil kembali kontrol ekspor germanium dan galium, sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak menargetkan negara tertentu.
ADVERTISEMENT
Atas kebijakan ini, saham produsen germanium China melonjak pada perdagangan, Rabu (4/7), dengan antisipasi kenaikan harga bahan baku lantaran adanya gangguan pasokan dalam jangka pendek.
Dianggap Bukan 'Pukulan Maut' Bagi AS dan Eropa
Pelabuhan Nansha, Guangzhou, China Foto: portofnansha.com
Eurasia Group mengatakan, kebijakan ini bukan lah pukulan maut bagi AS dan Eropa. Tapi diakui, akan ada gangguan supply dalam jangka pendek.
"Ini adalah tembakan yang dimaksudkan untuk mengingatkan negara-negara termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda bahwa China memiliki opsi pembalasan dan dengan demikian mencegah mereka memberlakukan pembatasan lebih lanjut pada akses China ke chip dan alat kelas atas," tulis Eurasia Group dalam sebuah catatan, Senin (3/7).
Di mana, AS dan Eropa tidak mengimpor bahan-bahan ini dalam jumlah besar. AS menerima USD 5 juta logam galium dan USD 220 juta galium arsenida pada tahun 2022, menurut angka pemerintah.
ADVERTISEMENT
S&P Global Market Intelligence juga menyebut, asupan germanium lebih tinggi, dengan negara mengambil USD 60 juta logam, sementara Uni Eropa mengimpor USD 130 juta germanium pada 2022.
Apalagi negara lain juga mampu memproduksi logam ini. Belgia, Kanada, Jerman, Jepang, dan Ukraina dapat memproduksi germanium. Sementara Jepang, Korea Selatan, Ukraina, Rusia dan Jerman memproduksi galium.