Genjot Ekspor, Jokowi Minta Mendag Kebut Perjanjian Dagang

24 Oktober 2019 13:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agus Suparmanto di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (20/10). Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Agus Suparmanto di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (20/10). Foto: Kevin S Kurnianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat perdana Kabinet Indonesia Maju di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/10). Berbagai arahan disampaikan Jokowi kepada para menteri.
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menuturkan, Jokowi meminta dirinya mempercepat penyelesaian perjanjian dagang dengan berbagai negara supaya ekspor produk-produk Indonesia bisa mendapat kemudahan.
Agus mengungkapkan, banyak produk ekspor Indonesia yang kalah bersaing karena ketiadaan perjanjian dagang. Misalnya di industri tekstil, produk asal Vietnam bisa lebih mudah masuk ke Uni Eropa karena sudah memiliki perjanjian dagang. Sementara tekstil Indonesia yang diekspor ke Uni Eropa terkena bea tinggi karena belum adanya perjanjian dagang.
"Kita memang dapat pengarahan dari Bapak Presiden, kita harus meningkatkan ekspor dan juga meningkatkan perjanjian dengan negara-negara luar negeri yang bisa mendongkrak ekspor. Perjanjian itu kan kadang-kadang negara lain dengan komoditas yang sama mereka diuntungkan dengan perjanjian tersebut. Nah dengan kita, dengan komoditas yang sama peluangnya lebih kecil. Justru inilah saya akan menyelesaikan beberapa perjanjian dengan luar negeri terutama yang berkaitan dengan meningkatkan produksi dalam negeri dengan ekspor," ujar Agus.
Suasana di Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelindo II, saat crane membongkar muat peti kemas dari kapal-kapal kargo. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
Kementerian Perdagangan akan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk mempercepat penyelesaian perjanjian-perjanjian dagang.
ADVERTISEMENT
"Kita akan kerja sama dengan atase perdagangan di luar negeri. Nanti kita kerja sama dengan Kemenlu yang artinya di luar negeri ini terutama SDM (sumber daya manusia). Kita akan evaluasi sehingga mereka bisa kita, artinya kita evaluasi dalam sisi ke kita sehingga kita bisa meningkatkan prestasinya. Itu yang kita fokus. Jadi kita lihat langsung ke hasilnya. Ini yang ditargetkan ke kita, kira-kira itu," ucapnya.
Soal komoditas ekspor apa saja yang perlu diperjuangkan dalam perjanjian-perjanjian dagang, Agus mengaku belum tahu persis. Begitu juga dengan perjanjian dagangnya.
"Nanti kita inventarisir. Sekarang ini saya akan inventarisir. Itu fokusnya adalah perjanjian ini ada beberapa perjanjian yang harus diselesaikan tahun depan dan beberapa juga tahun ini. Itu prinsipnya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Selain mempercepat penyelesaian perjanjian dagang, Agus melanjutkan, aturan-aturan penghambat ekspor juga akan dipangkas.
"Ini juga atas arahan Presiden, saya akan memangkas peraturan-peraturan yang menghambat ekspor. Jadi kalau menghambat ekspor karena peraturannya panjang atau mereka tidak meningkatkan produksi yang berpotensi bisa diekspor, ini yang akan saya lakukan salah satunya," ucapnya.
Lebih lanjut, Jokowi pun meminta Agus untuk menekan impor lewat barang-barang substitusi. "Mengenai impor, beliau arahkan untuk mengurangi impor yang bisa disubstitusi. Jadi tujuan impor ini kan mengisi kekosongan produksi dalam negeri. Jadi kita harus substitusi barang-barang tersebut sehingga ada peningkatan neraca ekspor," tutupnya.