Genjot Lifting Migas, Luhut Minta Kuras 1,6 M Barel Minyak dengan EOR

2 Desember 2019 20:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas pengeboran migas. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas pengeboran migas. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, menyebut Indonesia masih memiliki banyak minyak mentah dari sumur-sumur produksi yang sudah tua. Jumlahnya tak main-main, mencapai 1,6 miliar barel.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa mengambil minyak mentah tersebut, pemerintah mendorong penerapan dengan teknologi enhanced oil recovery (EOR). Ini merupakan teknik untuk menguras minyak mentah untuk sumur tua.
"Jadi kita identifikasi sumur-sumur kecil yang EOR-nya bisa 5 ribu sampai 20 ribu dan kumpulin. Itu bisa karena masih ada 1,6 billion barel yang bisa dilakukan EOR," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Senin (2/12).
Pengurasan minyak dari sumur tua ini, kata Luhut, untuk meningkatkan produksi minyak dan gas nasional. Sebab saat ini lifting (produksi minyak mentah siap jual) terus turun dari 800 ribu barel minyak per hari (bph) menjadi 745 ribu bph.
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan saat Seremonial Pengecoran Closure Tengah Jembatan Lengkung Bentang Panjang Kuningan. Foto: Irfan Adi Saputra.
Penerapan EOR juga untuk mewujudkan target produksi migas nasional yang mencapai 1 juta bph pada 2030. Untuk itu, bulan depan Luhut minta SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) kumpul bersama melaporkan sumur mana yang bisa digali dengan EOR.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, SKK Migas mematok target produksi minyak menyentuh angka 1 juta barel per hari pada 2030. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, saat ini produksi minyak hanya 750 ribu per barel per hari. Peluang mewujudkan target itu sangat terbuka mengingat Indonesia mempunyai 128 cekungan migas.
"Sekarang yang dieksplorasi baru 54 cekungan, jadi masih ada 74 cekungan. Tetapi memang tantangannya besar karena kita membutuhkan investor-investor yang mempunyai kekuatan finansial karena ini napasnya harus panjang," ujar Dwi usai membuka Joint Convention Yogyakarta 2019 di Hotel Tentrem, Yogyakarta, Selasa (26/11).