news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Geothermal Tak Hanya Jadi Pembangkit Listrik, Tapi Juga Bisa Kurangi Emisi

4 Agustus 2021 20:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengelolaan panas bumi nasional oleh PT Pertamina Geothermal Energy. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pengelolaan panas bumi nasional oleh PT Pertamina Geothermal Energy. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Geothermal atau panas bumi tak hanya bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Geothermal ternyata juga bisa mengurangi emisi dan mengoptimalkan sumber daya energi natural domestik.
ADVERTISEMENT
Manager Government and Public Relation Pertamina Geothermal Energy, Sentot Yulianugroho, mengatakan geothermal juga berperan dalam pembangunan desa.
“Geothermal juga ikut berkontribusi dalam pembangunan daerah,” ujar Sentot dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/8).
Dia menjelaskan, keberadaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) berperan mengurangi emisi gas buang karbondioksida (CO2). Berdasarkan perhitungan versi Carbon Neutral Calculator, pengurangan gas rumah kaca bahkan telah mencapai 14,91 juta ton CO2 per tahun. Jumlah itu berdasarkan kapasitas PLTP di Indonesia sebesar 2.130,6 Megawatt.
Dengan kapasitas 672 Megawatt, PGE yang menjadi bagian Sub Holding Pertamina PNRE, berhasil mengurangi 3,6 juta ton CO2 per tahun. PGE sendiri mengelola 7 proyek dalam kerangka Clean Development Mechanism (CDM), enam di antaranya terdaftar di UNFCC (United Nations Framework Convention on Climate Change).
ADVERTISEMENT
"PGE yang sudah mengoperasikan pembangkit listrik geothermal sejak hampir lima dekade lalu sudah turut mengurangi berjuta-juta ton gas CO2," kata dia.
Pembangkit Listrik Geothermal (PLTB), Pertamina. Foto: Dok. PGE
Sementara keberadaan PGE dari sisi ekonomi makro, kata dia, telah berkontribusi terhadap penghematan devisa. Itu dilakukan melalui pengoperasian PLTP yang secara tidak langsung berkontribusi terhadap penghematan cadangan devisa migas.
Sentot menjelaskan, kapasitas nasional PLTP Indonesia sebesar 2.130,6 Megawatt, atau setara dengan 100,778 Barrel Oil Equivalent Per Day (BOEPD) yang jika digenapkan satu tahun menjadi 36,78 juta Barrel Oil Equivalent. Jika diasumsikan harga satu barel minyak USD 50, devisa yang bisa dihemat selama setahun dari keberadaan PLTP sebesar USD 1,84 miliar.
"Dengan perhitungan yang sama, PGE dengan 672 Megawattnya memberikan kontribusi penghematan devisa USD 580 juta per tahun," terangnya.
ADVERTISEMENT
Geothermal juga berkontribusi terhadap pajak dan PNBP (pendapatan negara bukan pajak). PGE berkontribusi memberikan 34 persen dari pendapatan bersihnya setiap tahun kepada negara. Di antaranya melalui PPh karyawan, bea masuk dan pungutan lain atas cukai dan impor, serta pajak daerah dan retribusi daerah.
Untuk PNBP, diperoleh dari all inclusive yang dipatok 34 persen, dan khusus untuk daerah penghasil, PGE dan pengembang panas bumi yang sudah berproduksi juga membagikan bonus produksi sebesar 1 persen dari penjualan uap atau 0,5 persen penjualan listrik, yang disetor langsung ke kas daerah.
PLTP juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Kontribusi untuk pembangunan daerah dilakukan dengan membangun infrastruktur jalan untuk memperlancar transportasi logistik.
Sentot mengakui, Indonesia masih relatif muda dalam pengembangan geothermal dibandingkan negara seperti Amerika, Italia, Selandia Baru, Jepang, Islandia. PGE pun berkomitmen meningkatkan inovasi bisnis yang bermanfaat tidak hanya untuk kinerja perusahaan, tapi juga keberlangsungan lingkungan untuk masa depan.
ADVERTISEMENT