Grab & JD.ID Siap Dukung Integrasi Ekosistem Transportasi Cerdas dan Pariwisata

30 Juni 2021 18:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Grab Indonesia mengoperasionalkan 20 unit armada GrabCar Elektrik, Hyundai Ioniq. Foto: Bagas Putra Riyadhana
zoom-in-whitePerbesar
Grab Indonesia mengoperasionalkan 20 unit armada GrabCar Elektrik, Hyundai Ioniq. Foto: Bagas Putra Riyadhana
ADVERTISEMENT
Grab Indonesia siap mendukung integrasi sistem transportasi cerdas dan pariwisata nasional. Kedua bidang ini perlu berkolaborasi karena saling berkaitan satu sama lain seperti yang di konsep organisasi nirlaba Intelligent Transport System (ITS) Indonesia.
ADVERTISEMENT
Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi menilai kendaraan berbasis listrik (KBL) bisa menjadi awal sistem dua bidang ini bisa berjalan berdampingan. Sebagai contoh, turis asing yang ingin jalan-jalan ke Indonesia, dengan adanya transportasi cerdas bisa dengan mudah memprediksi biaya pengeluarannya.
"Jadi ini semua ada dalam satu genggaman para konsumen, sehingga turis internasional sudah tahu apa yang mau dilakukan (ketika ke Indonesia)," katanya dalam Webinar ITS Indonesia dengan tema 'What A Wonderfull Indonesia: Integrating Intelligent Transport and Tourism', Rabu (30/6).
Hingga saat ini, Grab Indonesia sudah membangun ekosistem kendaraan berbasis listrik yang dijalankan para mitranya di berbagai destinasi wisata mulai dari Bali, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jogjakarta, hingga Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Grab memiliki target 26 ribu KBL pada 2025 yang bekerja sama dengan produsen kendaraan, PLN, bank, hingga perusahaan leasing.
Tapi untuk mendukung sistem tersebut, ada beberapa kekhawatiran yang harus bisa dijawab pemerintah dan pemangku kepentingan terkait. Pertama, kekhawatiran biaya pembelian, produksinya, rantai pasokan, pajak impor dan kendaraan apakah dapat insentif dan semua konsumen harus ada pemisahan biaya dan battery.
Kekhawatiran kedua adalah hubungan dukungan operasional, lokasi dan biaya parkirnya juga apakah bisa khusus, dan bagaimana dukungan teknisinya.
Ketiga kekhawatiran infrastruktur, terutama jaringan pengisian daya KBL dan penukaran baterainya. Dan yang paling penting insentif dalam hal pengembangan standardisasi baterai kendaraan listrik.
"Karena itu, ITS sangat pegang peranan penting dalam menjembatani kepentingan ini," katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan yang sama, platform e-commerce JD.ID juga siap bergabung dengan ITS Indonesia untuk mendukung integrasi transportasi dan industri pariwisata.
Direktur Keuangan JD.ID, Sandy Permadi mengatakan meski bisnis utamanya platform belanja online, tapi JD.ID punya JD.ID Travel yang menyediakan layanan pemesanan tiket perjalanan, hotel, hingga pembuatan visa.
"Ini bagian dari kami mendukung program pariwisata pemerintah. Sebagai e-commerce kita bisa mengidentifikasi dari sisi customer behaviour. Ketika mereka beli koper, pasti ada keinginan travelling. Juga seperti beli kamera, ini bisa jadi identifikasi kita di awal," ujarnya.
JD.ID juga ingin berdiskusi dengan ITS Indonesia mengenai potensi drone untuk pengiriman barang di Indonesia. Pada 2019, perusahaan sudah uji coba di Bogor. Menurutnya pesawat nirawak ini sangat efektif untuk pengiriman barang di China di saat ada pandemi.
ADVERTISEMENT
"Bahkan di Wuhan saat pandemi, pengiriman sudah autonomos. Hal itu juga tentu ke depan bisa kita implementasikan ke depan supaya tepat guna dengan kondisi di Indonesia," ujar Sandy.