Grab Mau Tebar Rp 20 Miliar untuk Mitra Pengemudi dan Merchant

Motor listrik Grab di pameran kendaraan listrik di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (31/8). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Grab Indonesia mau membagikan uang senilai Rp 20 miliar kepada para mitra pengemudi dan mitra merchant. Country Managing Director of Grab Indonesia, Neneng Goenadi, mengungkapkan langkah itu dilakukan lewat acara Hari Mitra Grab.

Neneng menjelaskan program tersebut merupakan bagian dari inisiatif Grab for good yang mempunyai program sosial jangka panjang. Ia mengatakan hal itu bertujuan memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan mitra.

“Dengan segala kerendahan hati kami mau memberikan dana apresiasi sebesar total Rp 20 miliar yang akan kami bagikan secara proporsional kepada 80 ribu mitra pengemudi dan 3.000 mitra merchant yang telah bersama-sama menjalani suka dan duka,” kata Neneng saat acara Hari Mitra Grab, Rabu (24/11).

Neneng mengungkapkan mitra pengemudi yang mendapatkan dana tersebut akan ditentukan Grab Indonesia berdasarkan persyaratan yang ada. Besaran dana yang diberikan juga tidak sama.

“Ditentukan berdasarkan banyaknya perjalanan yang telah ditempuh selama masa aktif dengan besarannya mulai Rp 150 ribu, Rp 500 ribu, hingga Rp 5 juta per mitra pengemudi,” ungkap Neneng.

“Sementara itu untuk merchant Grabfood yang memenuhi syarat akan mendapatkan reward hingga 3 persen dari total penjualan berdasarkan tingkat performa dari segi penjualan dan tentunya sesuai syarat serta ketentuan yang berlaku,” tambahnya.

Neneng berharap apa yang dilakukan Grab Indonesia juga bisa membantu para mitra dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah upaya bangkit dari pandemi COVID-19. Ia berpesan solidaritas para mitra harus terus dijaga.

Sementara itu, Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra menganggap para mitra Grab adalah pahlawan masa kini. Menurutnya, hal tersebut karena para mitra tetap berjuang melayani masyarakat di tengah merebaknya pandemi COVID-19.

“Sekarang situasi sudah membaik, situasi sudah mereda, tetapi bisa kita bayangkan tahun lalu di mana situasi mencekam orang tidak bisa keluar rumah. Bisa kita bayangkan bagaimana Indonesia tanpa Bapak Ibu (mitra) sekalian yang mengantarkan makanan, mengantarkan barang dari rumah ke rumah di tengah wabah,” tutur Karaniya.