Gubernur BI: Dolar AS Menguat karena Faktor Global, Ekonomi RI Stabil

8 Maret 2019 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melayani penukaran uang dolar Amerika di salah satu gerai penukaran valuta asing, Jakarta. Foto: Antara/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah hari ini lebih disebabkan oleh sentimen eksternal. Kondisi perekonomian domestik pun dinilai masih baik.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data perdagangan Reuters siang ini pukul 13.45 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp 14.300, melemah dibandingkan pembukaan pagi tadi di level Rp 14.130 per dolar AS.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, tekanan rupiah lebih disebabkan data perekonomian AS yang membaik sehingga membuat dolar AS menguat. Sementara data perekonomian Eropa yang lebih rendah dari perkiraan juga membuat bank sentral Eropa, European Central Bank (ECB), mempertahankan kebijakan dovish dan membuat euro melemah.
"Nilai tukar rupiah dalam seminggu terakhir ini terjadi perkembangan ekonomi global yang mendorong terjadinya risk off terhadap sentimen di pasar keuangan global dan menguatnya dolar AS," ujar Perry di Komplek BI, Jakarta, Jumat (8/3).
ADVERTISEMENT
Faktor geopilitik seperti sanksi Venezuela juga menyebabkan harga minyak meningkat. Tak hanya itu, belum adanya kesepakatan antara AS dan Korea Utara, serta ketidakpastian Brexit memberikan sentimen negatif bagi rupiah.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo. Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
"Faktor-faktor itu lah kenapa ada tekanan terhadap mata uang, berbagai belahan faktor global tadi," katanya.
Sementara dari sisi domestik, Perry menilai kondisi perekonomian cukup stabil. Pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 5,17 persen di 2018, inflasi yang terjaga, serta derasnya aliran dana asing mengartikan masih tingginya kepercayaan investor terhadap Indonesia.
"Faktor domestik semua bagus. Memang global ada sentimen risk off, yang membuat penguatan dolar AS ke beberapa mata uang negara lain, termasuk ke rupiah," kata Perry.
Otoritas moneter pun 'pasang badan' untuk selalu berada di pasar dan memastikan rupiah tetap sesuai nilai fundamentalnya.
ADVERTISEMENT
"BI akan ada di pasar, suplai demand berjalan baik. Kami terus memantau pasar dan komitmen jaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya," tambahnya.