Gubernur BI Ungkap 5 Persoalan Global yang Berimbas ke Ekonomi RI

24 November 2021 12:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Dok. Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: Dok. Departemen Komunikasi Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
Gubernur BI (Bank Indonesia) Perry Warjiyo merasa pemulihan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19 saat ini sudah bisa terlihat. Ia menganggap pemulihan ekonomi global juga menuju seimbang.
ADVERTISEMENT
Perry mengatakan, volume perdagangan dunia sudah meningkat dan harga komoditas mulai tinggi. Namun, ia menyebut ada lima permasalahan global karena COVID-19 dan dampaknya ke ekonomi Indonesia.
“Muncul 5 permasalahan baru yang perlu kita cermati. Pertama normalisasi kebijakan di negara maju dan ketidakpastian pasar keuangan global. Kedua, dampak luka memar pandemi pada korporasi dan sistem keuangan,” kata Perry saat Pertemuan Tahunan BI, Rabu (24/11).
Selanjutnya, sistem pembayaran digital yang makin canggih antar negara serta risiko uang kripto. Perry juga mengatakan, pandemi memperlebar kesenjangan pada akses ekonomi atau inklusi keuangan.
“Ketiga, meluasnya sistem pembayaran digital antar negara dan risiko aset kripto. Keempat, tuntutan ekonomi keuangan hijau, dan kelima melebarnya kesenjangan, perlunya inklusi ekonomi,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Perry menjelaskan kelima permasalahan global tersebut juga akan dimasukkan menjadi agenda prioritas presidensi Indonesia G20 pada 2022 yang mengambil tema recover together, recover stronger.
Meski ada tantangan tersebut, Perry percaya perekonomian Indonesia masih bisa tetap pulih dengan beragam langkah yang disiapkan. Apalagi, persoalan tersebut juga dibahas bersama berbagai negara yang mempunyai tantangan serupa.
“Di indonesia ekonomi akan pulih di 2022, Insyaalah pertumbuhan akan lebih tinggi mencapai 4,7 persen sampai 5,5 persen pada 2022 dari 3,4 persen sampai 4 persen pada 2021,” ungkap Perry.
“Selain ekspor, konsumsi dan investasi juga meningkat didukung vaksinasi pembukaan sektor ekonomi dan stimulus kebijakan,” tambahnya.