Hadapi 3 Tantangan, OJK Optimis Jalankan Taksonomi Hijau Bertahap

12 Mei 2022 18:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah meluncurkan program Taksonomi Hijau pada Januari lalu. Taksonomi hijau adalah kerangka yang akan digunakan pemerintah untuk memisahkan sektor dan subsektor usaha yang ramah lingkungan, kurang ramah lingkungan, dan tidak ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data dari OJK, setidaknya baru tujuh negara dan dua kawasan yang menerapkan Taksonomi Hijau, yaitu Uni Eropa (UE) dan Asean. Selain itu, ada pula negara maju yang masih dalam proses penyusunannya antara lain Singapura, Australia dan Selandia Baru.
Kepala Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Enrico Heriantoro mengatakan, penyusunan taksonomi hijau akan selalu memunculkan pelbagai pilihan untuk kepentingan masing-masing negara ke arah ekonomi hijau.
"Apakah kita akan membuat secara detail atau apakah kita akan membuat secara lebih general, karena masing-masing negara akan mengkalibrasi kepentingan sektor-sektor yang akan didukung di masing-masing wilayah mereka untuk ke arah ekonomi hijau ini," ungkap Enrico dalam Green Economy Summit 2022, Kamis (12/5).
Ilustrasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Walaupun Indonesia termasuk salah satu dari 7 negara yang sudah memiliki program tersebut, lanjut Enrico, masih banyak tantangan yang harus dihadapi dari penerapan taksonomi hijau di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tantangan pertama, kata Enrico, bagaimana cara memperoleh data yang granular dan representatif. Hal ini mengingat proses penilaian oleh sektor jasa keuangan dalam mengklasifikasikan hijau dan non hijau dari eksisting atau debitur yang dibiayai dalam portofolionya.
Lalu, yang kedua adalah bagaimana meyakini konsistensi data yang dilaporkan dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman berbeda antara sektor keuangan dan jasa keuangan dalam melakukan pendataan.
Ketiga, tambah Enrico, bagaimana memastikan penerapan yang cukup rigid. "Tapi tentunya ke depan akan menjadi semakin dinamis seiring dengan potensi kebijakan kementerian dan lembaga yang tentunya," tutur Enrico.
Menurut Enrico, Taksonomi hijau akan semakin didorong untuk meningkatkan pembiayaan ke arah sektor hijau. Kendati demikian, Ia optimis mengimplementasikan taksonomi hijau, karena akan dilakukan secara bertahap.
ADVERTISEMENT
OJK juga, ungkap Enrico, dalam jangka pendek masih melakukan pencarian bentuk laporan melalui piloting pada beberapa bank besar.
"Mulai tahun depan kami berharap cakupan pelaporan akan lebih luas. Tidak hanya kepada bank, namun juga kepada emiten, perusahaan publik serta dengan sistem pelaporan yang tersistematisasi," tutup Enrico.